Pagi ini kami menemukan tuhan di antara reruntuhan
Isi bumi dan mata kami yang terbakar.
Hari ini, kembali dan selalu
Jasad berserakan termangu di bawah muka samudra
Cinta dan raga hidup bagai mati pun telah di punggung bayangan
Di penghujung tahun kami menghantarkan
Sanak saudara sendiri keperaduan abadi Sang khalik.
Pada deru genjatan dan bombardir itu,
Tangisan, raungan adalah nyali yang tercekik di sela getirnya kehidupan.
Sebelum pertanyaan-pertanyaan diajukan,
Dosa-dosa di masa lalu menjawab lebih cepat
Ketimbang mulut kami yang telah kering menderma ‘ampuni kami’
Rasa takut berulang kali menghidupkan kami yang sudah mati
“TUHAN.. Lenyapkan saja kami!!”
Tuhan menggeleng.
Sandrawali
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Angkatan 2014
Discussion about this post