Muh. Firmansyah Walenna, mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Nurmuliasneny Musa, mahasiswa Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) berhasil meraih juara dua pada ajang Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat Asia.
Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Debat Bahasa Inggris (DBI) ini mengikuti lomba Asian British Parliamentary (ABP) di Yogyakarta, (29/8 – 5/9).
ABP adalah lomba debat bahasa Inggris tingkat Asia paling prestisius untuk format British Parliamentary. Lomba ini berada di bawah lomba debat bahasa Inggris tingkat dunia yaitu World Universities Debate Championship (WUDC).
Kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan di Vietnam ini diikuti oleh sebelas negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Cina, Korea, Singapore, Hongkong, Filipina, Bangladesh, Jepang, dan Thailand. Sebanyak 77 tim peserta ikut berpartisipasi dalam lomba kali ini.
“Beberapa institusi mengirim satu sampai lima tim, tapi kami dari Unhas hanya mengirim satu tim di ABP 2019,” kata Firmansyah dalam rilis yang diterima, Kamis (5/9)
Lebih lanjut, Firmansyah mengaku melakukan persiapan untuk mengikuti lomba ini selama dua bulan.
“Ada dua metode persiapan yang kami lakukan. Pertama, latihan debat langsung dengan teman-teman anggota UKM untuk melatih public speaking dan menggunakan argumentasi melalui contoh langsung. Kedua, memperbanyak materi-materi dan informasi mengenai kejadian/event dunia karena melihat mosi perdebatan di ABP sangat beragam dan mendiskusikan isu-isu yang paling terkini,” jelas ketua UKM DBI tersebut.
Tim dari Unhas masuk grand final bersama Atma Jakarta, Universitas Indonesia, dan Universitas Keio Jepang. Di akhir lomba, Atma Jakarta meraih juara 1, sementara Unhas, UI, dan Universitas Keio Jepang menyabet Co-Grandfinalist atau juara 2-bersama.
Selain meraih juara 2, Firmansyah juga dinobatkan sebagai peringkat 10 pembicara terbaik kategori English as Foreign Language (EFL) tingkat Asia.
Mahasiswa angkatan 2017 ini pun menceritakan strategi saat berlomba. Ia menjelaskan, tim Unhas dititikberatkan dalam mengetahui isu terkini secara detail. Mulai dari latar belakang terjadinya peristiwa, dan tahu cara menyelesaikannya.
“Seperti isu perdebatan pembakaran hutan Amazon dan penanganan Brazil terhadap masalah tersebut dan isu separatisme Papua di Indonesia,” terangnya.
Di sisi lain, Firmasnyah merasa bersyukur dapat mengikuti lomba ini. Ia bisa bertemu dengan para debater dari berbagai negara yang mempunyai gaya, dan pendekatan yang berbeda di isu-isu perdebatan.
“Kami menghadapi universitas yang telah berpengalaman di lomba debat tingkat Asia ini seperti National University of Singapore (NUS) dan Institute of Business Administration – Dhaka University (IBA-DU) yang merupakan mantan juara lomba ini. Dengan menghadapi mereka, kita juga mendapatkan banyak poin evaluasi di ronde-ronde berikutnya,” kata Firman.
Firman pun berharap hasil yang diperoleh bisa menjadi inisiatif bagi Unhas untuk lebih aktif lagi mengikuti lomba internasional.
“Semoga kami mendapatkan dukungan penuh dari pihak Unhas baik moral ataupun dana agar kita bisa memberikan prestasi yang lebih baik juga,” lanjutnya.
Menanggapi prestasi mahasiswa Unhas tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Prof Dr drg A Arsunan Arsin MKes mengatakan, prestasi ini bukan hanya kebanggaan mahasiswa Unhas, melainkan juga semua masyarakat Sulawesi Selatan di kancah Asia.
“Kita akan tetap memperhatikan mahasiswa yang berprestasi, dan untuk yang ikut lomba dan mendapatkan medali emas, perak, dan perunggu akan dibuatkan Surat Keputusan untuk pemberian penghargaan,” jelas Prof. Arsunan.
Wandi Janwar