Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan dan Badan Eksekutif (BE) Kemahut Sylva Universitas Hasanuddin adakan kegiatan Diskusi Nasional Climate Change dengan tema “Menilik Komitmen Indonesia dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Seri 2” melalui Zoom pada Rabu, (29/09).
Kegiatan dipandu oleh Ketua BE Kemahut Unhas, Muh Ikhsan. Adapun narasumber yakni Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa M Sc. Dalam pemaparannya, ia memberikan penjelasan terkait peran dan dukungan akademisi terhadap kebijakan perubahan iklim (Climate Change).
“Kebijakan yang diterapkan harus berbasis sains, karenanya dibutuhkan peran ilmuwan untuk membuktikan bahwa perubahan Iklim bukan hanya disebabkan oleh fenomena alam, namun perbuatan manusia memproduksi karbon berlebihan besar pengaruhnya,” ujarnya.
Selain itu, Ilmuwan harus lebih pro-active dalam meyakinkan publik tentang bahaya perubahan iklim. Mereka berperan mengkaji dan mengevaluasi konsistensi data aktual, memproyeksikan pemanasan global serta menyajikan data terbaru sebagai indikator kunci perubahan iklim.
“Mereka perlu meneliti dan memprediksi peningkatan permukaan air laut global dan sirkel lokal, untuk mewujudkannya mesti ada proses serta beberapa kebijakan yang bisa diterapkan,” jelas Jamal.
Berikut beberapa kebijakan yang bisa dilakukan akademisi terkait perubahan iklim, yaitu:
1. Adopsi Low-Carbon Concepts, including Low-carbon Development (LCD)
2. Melobi Perjanjian Internasional dalam hal emisi gas (GHG)
3. Memprioritaskan faktor lokal sebagai upaya adaptasi
4. Mengembangkan science based strategies
Terakhir, ia meyampaikan perlu kajian lebih lanjut terkait Peningkatan Suhu Permukaan Laut (SST), Kenaikan Paras Laut, Penurunan pH Air Laut, curah hujan, kemarau dan beberapa hal terkait. Karenanya butuh dukungan dan kesedaran semua pihak akan hal ini.
Ivana Febrianty