Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) mengadakan Webinar dan Uji Kompetensi bidang Akuakultur. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) ikut serta dalam kegiatan tersebut. Bertempat di Ruang Sidang FIKP Unhas, Selasa (12/10).
Kegiatan tersebut dirangkaian dengan penandatanganan nota kesepahaman Memorandum of Agreement (MoA) dan sosialisasi program sertifikasi. Webinar yang diadakan, bertema “Akselerasi Pembangunan Blue Economy Melalui Penyiapan Tenaga Kerja Terdidik dan Kompeten,” dihadiri sekitar 200 peserta. Di samping itu, Uji Kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia (LSP-AI) diikuti 22 dosen Prodi Akuakultur UB.
Webinar turut menghadirkan, ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat, ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Rokhmin Dahuri, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia (LSP-AI), Yushinta Fujaya, dan Matthew Ogburn dari Smithsonian Institution USA sebagai narasumber.
Pada sesi webinar, Direktur LSP-AI, Yushinta Fujaya memaparkan, penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9 milyar pada 2050. Hal ini tentu akan berimplikasi pada kebutuhan pangan dari sumber ikan, menyebabkan produksi perikanan dunia meningkat hingga 133%.
Yushinta sampaikan, perikanan budidaya tidak hanya memerlukan inovasi teknologi untuk mencukupi kebutuhan produk akuakultur yang terus meningkat tersebut. Tenaga kerja kompeten juga diperlukan.
“Banyak yang perlu kita kerjakan dan selesaikan untuk pembangunan tenaga kerja kompeten khususnya bidang akuakultur. Untuk itu, perlu bersinergi dan terus bergerak membangun Indonesia Kompeten,” seru Yushinta.
Ketua Umum MAI, Rokhmin Dahuri juga menambahkan, keberhasilan pembangunan bisnis akuakultur adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi teknis di setiap subsistem utama maupun pendukung.
“Selain itu, harus memiliki etos kerja unggul, kerja keras, disiplin, kolaborasi, dedikasi, dan akhlak mulia, jujur, amanah, ikhlas, tidak pendengki, saling menyayangi dan saling membantu,” tutur Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001-2004.
Lebih lanjut, narasumber dari Smithsonian Institution USA, Matthew Ogburn katakan, kompetensi dibangun sejak sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Misalnya melalui kegiatan-kegiatan magang yang menjadi kewajiban sebelum lulus dari perguruan tinggi.
“Hal ini perlu diperhatikan lembaga pendidikan tinggi, pendidikan vokasi, dan lembaga-lembaga pengguna tenaga kerja akuakultur di Indonesia,’’ ucap Ogburn.
Winona Vanessa HN