Memperingati 200 tahun kelahiran Alfred Russel Wallace, Ilmuwan Sejarah Evolusi dan Keanekaragaman Hayati Dunia, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Wallace 200: Wallacea Science Symposium. Sebuah acara internasional yang akan diadakan di Makassar, Indonesia, Sabtu-Selasa (13-15/08).
Lahir pada 8 Januari 1823 di Usk, Monmouthshire, Wales, Wallace telah membuka pandangan baru tentang cara kehidupan berkembang dan beradaptasi. Salah satunya observasi terhadap keanekaragaman alam Indonesia mencakup wilayah yang sekarang dikenal sebagai Wallacea.
Dalam Symposium 200 tahun Wallace ini akan menjadi panggung bergengsi untuk merayakan karya Wallace dan meneruskan semangat penelitiannya. Acara ini akan menyajikan serangkaian presentasi ilmiah oleh para ilmuwan terkemuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan alam.
Diskusi panel dan sesi tanya jawab pada kegiatan ini akan memberikan peluang bagi peserta untuk mendalami pemahaman tentang evolusi, keanekaragaman hayati, dan kontribusi Wallace. Selain itu juga akan diadakan pameran foto serta diskusi buku terkait Wallace.
Acara ini juga menawarkan pengalaman lapangan unik kepada para peserta dengan menelusuri dan mengikuti jejak langkah Wallace saat ia menjelajahi Karst Kapur Maros pada tahun 1857.
Kegiatan ini akan menjadi perayaan ilmiah yang menggabungkan pemikiran masa lalu dengan penelitian terbaru dalam evolusi dan ilmu hayati. “Kegiatan ini diinisiasi oleh Unhas dan AIPI untuk menjadi forum pertukaran informasi hasil riset terkini di bidang biodiversitas khususnya di Kawasan Wallacea,” ungkap Siti Halimah Larekeng selaku Ketua Panitia.
Ima (sapaan akrabnya) berharap acara ini kedepannya dapat memberikan kesadaran akademis tentang pentingnya geologi dan biologis wilayah Wallace. Selain itu, dosen Fakultas Kehutanan ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi di bidang akademik.
“Peningkatan kolaborasi penelitian ilmiah nasional dan internasional dalam hal biologi konservasi, penemuan obat, dan topik lain yang menarik secara nasional dan internasional,” tambahnya.
Dengan kegiatan ini, Unhas berupaya mendorong partisipasi publik dalam konservasi dan pelestarian ekologi dan budaya. “Fokusnya khusus pada kegiatan pendidikan di sekolah dan lembaga pendidikan tinggi untuk merangsang minat anak muda Indonesia dalam sains,” ujar Ima.
Lebih lanjut, kegiatan ini diharapkan juga bisa merangsang ekowisata nasional dan internasional dan memperbarui investigasi ilmiah menggunakan alat dan teknologi modern.