“Kalau mau jadi pebisnis, belajarlah bisnis dan bertingkah lakulah seperti seorang pebisnis”
Pesan itu dituturkan salah satu pengusaha sablon terkenal di Makassar yang juga seorang alumnus dari Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) angkatan 2008, Irfan Alwi Rasyid.
Lika-liku perjuangannya yang panjang membuatnya menjadi Founder Tappada, usaha sablon ternama di Makassar. Dengan latar belakang keilmuan yang tidak linear dengan dunia bisnis, ia tetap berjuang untuk dapat menjadi seorang pebisnis.
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) menjadi langkah awal dan batu loncatan dalam perjalanan karir Irfan. Kala 2010 lalu, ia dan timnya menjalani semester empat perkuliahan, mendapatkan pendanaan dari PMW. Hal tersebutlah menjadi mula karirnya sebagai wirausaha.
Menjalankan usaha Bengkel Digital yang bergerak memproduksi pin, gelas dan merchandise nyatanya bukanlah persoalan mudah. Menemui banyak rintangan ketika memulai bisnisnya, membuat Irfan harus belajar lebih mengenai usaha ini di Kota Pelajar, Yogyakarta.
Kala berangkat saat itu, Irfan hanya memiliki modal keberangkatan saja dan tidak memiliki ongkos untuk kembali ke Makassar. Dengan dukungan dari teman-temannya, Irfan dapat kembali ke Makassar dengan membawa ilmu terkait usaha yang dia geluti. Berawal dari situlah, Bengkel Digital berubah menjadi Juku Tshirt.
Berbekal dari ilmu yang dia dapatkan di Kota Pelajar, pria kelahiran Ternate ini menjajaki dunia clothing line. Di bisnis inilah dirinya mulai menikmati jerih payahnya.
Delapan tahun berselang di brand usahanya yang baru yaitu Juku Tshirt, ia bertemu dengan komunitas yang memberikan pendampingan kepadanya pasca PMW, komunitas tersebut ialah Tangan Di Atas (TDA).
Berawal dari komunitas itulah, Irfan bertemu dengan beberapa founder dari usaha lain. Siapa sangka, dengan awalnya hanya bergabung di komunitas tersebut, dirinya bertemu dengan orang di balik cikal bakal berdirinya Tapada.
Tappada merupakan perusahaan yang berfokus di bidang usaha sablon dan konveksi merupakan perusahaan hasil gabungan dari tiga usaha berbeda yaitu Juku Tshirt, Padaidi dan Bow.
Memulai bisnis pada Februari 2020 lalu, awal perjalan bisnisnya di terjang dengan hadirnya pandemi Covid 19. Namun, dengan semangat dan kerja keras, dirinya berhasil melewati terpaan itu. Melalui Tappada inilah, Irfan mempelajari mengenai fundamental bisnis.
Sempat mengalami kegagalan dari bisnis sebelumnya, Irfan mempelajari keuangan hingga manajemen sumber daya manusia sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukannya pada Juku Tshirt yang hanya berfokus penjualan saja bisa diselesaikan pada usahanya kini.
Walau begitu, layaknya hidup masalah akan selalu menyelimuti, bisnisnya ini diterjang rintangan-rintangan. Namun, dengan kegigihan dan komitmen yang kuat, irfan dapat bertahan sampai saat ini.
Meskipun berasal dari jurusan yang tidak linear langsung dengan dunia bisnis, Irfan menganggap hal itu menjadi salah satu hal yang patut disyukuri. Mengapa tidak, melalui jurusannya itulah, ia tertarik mempelajari lebih kewirausahaan yang tidak didapatkannya dalam kelas.
Tak dapat ditampik pula, banyak hal yang didapatkannya selama berkuliah yang dapat membantunya saat ini. Terkhusus kemampuan manajemen yang ia raih di organisasi, hingga ilmu wirausaha pada program PMW Unhas
Dengan bergabung di beberapa organisasi seperti himpunan mahasiswa jurusan, Keluarga Mahasiswa Perikanan (Kemapi) hingga Club Diving Unhas, dirinya bisa mengasah kepemimpinan serta komitmen yang sangat berguna terutama dalam dunia bisnis.
Dengan dua cabang di Makassar dan memiliki tempat produksi di Kota Kembang, Bandung, tidak membuat Irfan berhenti di situ saja. Ia akan melakukan ekspansi bisnis ke luar kota dan digitalisasi untuk diterapkan ke usahanya.
Dengan pengalaman didapatkannya selama 13 tahun di dunia bisnis, Irfan berpesan kepada mahasiswa yang sedang memulai usaha untuk terus berusaha dan berkomitmen.
“Jangan fokus ke apa yang tidak dimiliki tapi syukuri dan fokus ke apa yang saat ini kita miliki” tutup Irfan.