Kualitas dosen asing harus lebih baik. ‘apa guna menerima tanpa ada pertukaran pengetahuan?’
Menristekdikti, Mohamad Nasir saat pelantikan Rektor Unhas menyatakan bahwa Unhas sangat bisa mengajukan atau menerima dosen asing mengajar di kampus merah.
Sekertaris Universitas, Prof Nasaruddin Salam MT menyampaikan saat ini, sejumlah dosen asing telah mengajar di kampus. “Kita (Unhas) sudah punya dosen asing,” tegasnya kepada identitas.
Lebih lanjut, Prof Nasaruddin mengatakan dosen asing, sebelum diterima mengajar, mesti melewati tahapan seleksi. Intinya, kata Prof Nasaruddin, dosen asing harus punya keahlian dan keterampilan khusus yang sivitas akademika Unhas butuhkan.
“Contohnya sekarang kita ada program studi (Bahasa dan Sastra Mandarin) China, nah siapa yang mau mengajar? adakah dosen di sini yang bisa bahasa China?” terangnya.
Jadi intinya, kata Prof Nas, sepanjang itu mendatangkan hal positif Unhas bakal menerima kedatangan para dosen dari luar negeri. “Tapi jangan kedatangannya itu mengganggu yang ada (dosen lokal),” tegasnya.
Adanya pembukaan pintu masuk yang terbuka untuk dosen asing ini, ditanggapi oleh salah satu dosen dari Fakultas Teknik, Dr Ir Triyatni Martosoejonyo Msi, secara wajar. Menurutnya, keadaan global dewasa ini sudah tidak mengenal batas administrasi. Kedatangan dosen asing, lanjutnya, ialah konsekuensi dari keinginan untuk meraih predikat world class.
Triyatni juga menyampaikan, bahwa karena mobilitas global, dosen Unhas juga dapat mengajar dan menjadi dosen asing di negara lain. “Misalnya saya pergi ke Malaysia, saya juga kan dianggap dosen asing,” jelasnya.
Tetapi, seharusnya, tujuan untuk memberangkatkan dosen Unhas dan mendatangkan dosen asing untuk mengajar di luar dan dalam negeri, kata Dr Triyatni harus sesuai dengan tujuan awal, yakni bertukar pengetahuan.
“Seharusnya mobilitas dosen sebagai pelajar, jadi bukan hanya sekadar mengimport. Yang harus kita lakukan adalah bagaiamana kita bertukar pengetahuan,” ujar Dr Triyatni saat diwawancarai.
Dr Triyatni menambahkan bahwa jangan sampai mobiitas dosen asing ke Unhas membuat perguruan tinggi terjebak pada sistem administrasi belaka. Lupa pada tujuan awal, yaitu peningkatan kualtias, tegas Dr Triyatni.
“Jadi bagus (wacana) dosen asing itu, tapi selagi kita berfikir untuk pertukaran pengetahuan! tapi kalau hanya untuk memenuhi persyaratan word class university ini, kita hanya terjebak pada isu semakin banyak dosen asingnya, maka semakin bagus, padahal tidak!” tegas Dr Triyatni.
Sekali lagi, Dr Triyatni menegaskan bahwa harus ada pertukaran pengetahuan dengan datangnya dosen dari luar negeri. “Jadi dosen asing yang datang harus lebih pintar, karena apa gunanya jika dosen asing datang tanpa ada pertukaran pengetahuan?”
Tim Laput: Muh Nawir, Fatyan, Renita, Wandi Janwar