Judul Film : A Taxi Driver
Sutradara : Jang Hoon
Perusahaan Produksi : The Lamp
Tahun Pembuatan : 2017
Durasi : 2 jam 17 menit
A Taxi Driver ialah film yang diangkat dari kisah nyata perihal terungkapnya kebenaran yang terjadi di Gwangju, Korea Selatan, 18-27 Mei 1980 silam. Di masa itu daerah Gwangju dijaga ketat oleh para tentara. Tak jarang, tentara-tentara itu menembak masyarakat sipil yang melakukan unjuk rasa terhadap kepemimpinan Choi Kyu-Hah.
Sayangnya, masyarakat Korea dan dunia setiap harinya disuguhi berita-berita bohong oleh media lokal. Sebab pemerintah membredel dan menunggangi media setempat serta wartawan asing dilarang meliput di sana. Sehingga yang timbul ke permukaan ialah cerita tentang anarkisme mahasiswa dan warga sipil Gwang-Ju yang membantai militer serta kabar bahwa korban atas kejadian itu baru 9 orang.
Akan tetapi, kebohongan berita itu telah diketahui oleh beberapa jurnalis. Termasuk Jurgen Hinzpeter, wartawan asal Jerman yang telah lama menetap di Jepang (diperankan Thomas Kretschmann). Ia mendengar hal itu dari seorang jurnalis BBC, David John yang baru dikenalkan olehnya. Di dorong rasa jenuh berada dalam zona nyaman meliput berita di Jepang, keesokan harinya, ia berangkat ke Korea.
Di Korea Peter memiliki teman yang dapat memberikannya sedikit informasi terkait Gwangju. Setelah mendapatkan peringatan untuk berhati-hati saat meliput di daerah itu, temannya pun memesan taksi untuk mengantar Peter ke Gwangju.
Kim Sa-Bok, yang diperankan apik oleh Song Kang Ho, merupakan sopir taksi yang kemudian melakukan perjalanan bersama Peter.
***
Sehari sebelum bertemu Peter, Kim kembali ke rumah dan mendapati puteri kecil semata wayangnya, Eun-Jung, memiliki luka di jidat. Melihat itu, ia gusar dan langsung menebak bahwa Sang-Gu, anak lelaki sahabatnya yang tinggal di samping rumahnya, adalah si pelaku.
Dengan kasar, ia menggedor pintu rumah sahabatnya itu. Istri sahabatnya pun keluar dengan raut wajah masam. Belum juga amarahnya tersampaikan, Sang-Gu muncul dengan luka di jidat yang sama dengan Eun-Jung. Bututnya ibu Eun-Jung lah yang memarahi Kim sekaligus menagih uang sewa rumah 100 ribu won kepada Kim.
Besoknya, saat makan di warung langganan para sopir taksi bersama sahabatnya, seorang sopir taksi datang dan memesan makanan dengan buru-buru. Lalu, ia duduk di pojok bersama teman-temannya dan menceritakan perihal ketergesahannya. Ternyata, di hari itu, ia mendapat rezeki nomplok. Betapa tidak, seorang asing yang ingin diantar ke Gwang-ju akan membayar ongkos taksinya 100 ribu won dan kembali ke Seoul sebelum malam.
Mendengar itu, Kim langsung melipir pergi dan menemui penumpang yang harusnya ditemui oleh sopir taksi tadi. Dan penumpang itu adalah Peter.
***
Perjalanan menuju Gwang-Ju dijaga ketat oleh para tentara. Setiap orang yang ingin masuk dicegat termasuk Kim dan Peter. Mereka di suruh kembali ke Seoul sebab Gwangju sangat berbahaya. Kim pun memutar balik arah tujuannya kembali ke Seoul. Namun, Peter mengancam. Jika mereka tidak ke Gwangju, maka Peter tidak akan membayar Kim.
Tak ingin rugi, Kim pun memutar otak untuk mencari jalan lain agar bisa masuk ke Gwangju. Setelah bertanya dengan seorang kakek, ia berhasil menemukan jalan lain ke Gwangju. Ternyata jalanan itu tak luput dari penjagaan tentara. Kali ini, ia beralasan bahwa Peter merupakan orang yang sangat berpengaruh dan ia melupakan dokumen berharga di Gwangju. Jika ia tidak mendapatkan kembali dokumen itu, maka Korea bisa terlibat dalam masalah besar. Untungnya, tentara tersebut percaya dan membukakan mereka jalan ke Gwangju.
Saat tiba di Gwangju, tak sengaja mereka berpapasan dengan sekelompok pemuda dan mahasiswa yang ingin ke rumah sakit. Peter memilih ikut bersama mereka sedangkan Kim mengikuti dari belakang dengan taksinya.
Di tengah perjalanan, Ia memutuskan meninggalkan Peter dan kembali ke Seoul. Namun, tak sengaja ia mendapati seorang nenek sedang kepayahan dan meminta tolong diantar ke Rumah Sakit (RS) untuk mengecek keadaan anaknya.
Sesampainya di RS, ia kembali bertemu Peter dan rombongan pemuda. Rupanya, tas kamera Peter tertinggal di dalam taksi Kim, sehingga ia dituduh ingin membawa lari barang itu. Sejumlah sopir taksi Gwangju pun memakinya. Untungnya, Hwang Tae Sool (diperankan Yoo Hae Jin) mampu melerai pertikaian itu. Akhirnya, Kim kembali melayani Peter dan mengantar kemana ia ingin pergi.
Gu Jae Shik (diperankan Ryu Jun Yeol), salah satu pemuda dari gerombolan pemuda dan mahasiswa yang Peter temui tadi, ikut di dalam taksi itu. Meski tak mengecap bangku kuliah, Ia bisa berbahasa Inggris, meski sedikit. Ia pun menunjukkan jalan kepada Peter dan Kim menuju lokasi bentrok.
Saat tiba di sana, Peter berhasil mengambil gambar bentrok antar tentara dan warga, serta bagaimana tentara menyiksa warga Gwangju. Akan tetapi, tanpa ia sadari, tentara berbaju warga sipil melihat dan menandainya. Ia, Kim, dan Gu Jae Shik kini menjadi buronan mereka. Beruntung, Gu Jae Shik menyadari itu, dan segera menggiring Peter dan Kim kembali ke mobil. Mereka segera meninggalkan tempat itu.
Setelah berada jauh dari para tentara berbaju sipil tersebut, mobil yang mereka tumpangi mogok. Lalu, Hwang Tae Sool menyarankan mereka untuk menginap di rumahnya sembari sopir taksi lainnya memperbaiki mobil Kim.
Akan tetapi, Kim selalu memikirkan sosok puterinya, Eun-Jung, yang sendirian di rumah. Untuk itu, esok paginya, ia segera kembali ke Seoul. Ia hanya pamit kepada Hwang. Kemudian, Hwang memberikan peta jalan aman kembali ke Seoul. Di perjalanan menuju Seoul, tak lupa ia mampir untuk membelikan sepatu Eun-Jung, mengganti sepatu puterinya yang telah butut itu.
Di tengah perjalanan, ia mengalami pergolakan batin. Di satu sisi ia ingin segera menemui Eun-Jung, namun di sisi lain, ia cemas terhadap Peter, takut jika ia terbunuh. Ia pun memilih kembali kepada Peter. Dan mereka pun melanjutkan petualangan mengungkap kebenaran di Gwangju.
Setelah mempertaruhkan nyawa demi membongkar kebenaran, mereka pun berhasil keluar dari Gwangju dan segera menuju Bandara. Sebelum keluar dari taksi, Peter meminta Kim menuliskan nama lengkap dan nomor teleponnya. Ia berjanji, setelah berita ini disebar luaskan, Ia akan segera kembali ke Korea dan mencari Kim.
Akirnya, kebenaran pun terungkap. Namun, Peter tak pernah lagi bertemu Kim hingga ajal merenggutnya di tahun 2016. Sebab nama dan nomor telepon yang diberikan Kim ternyata palsu.
Film ini menjadi rekomendasi bagi kalian yang ingin melihat bagaimana seseorang mampu berdedikasi penuh untuk pekerjaannya. Selain itu, film ini juga cocok menjadi tontonan di hari libur sebab alur ceritanya juga menyelipkan beberapa adegan lucu dan santai. Tak lupa, melalui film ini, kita setidaknya dapat mengetahui salah satu peristiwa penting di Korea Selatan.
Penulis: Khintan