Dosen Sastra Asia Barat FIB Unhas dan alumnus Universitas Damaskus, Suriah, Dr Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA, menjadi pemateri dalam Seminar Bahasa dan Budaya Dunia Arab yang digelar Himpunan Mahasiswa Sastra Asia Barat (Himab) FIB Unhas. Kegiatan berlangsung di Aula Prof. Mattulada, Senin (01/12).
Dalam pemaparannya, Syamsul menekankan pentingnya memahami keberagaman budaya Arab serta hubungan historisnya dengan masyarakat Nusantara. Ia menyoroti semakin berkurangnya perhatian terhadap pengetahuan budaya Arab, khususnya di Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan bahwa interaksi budaya Arab dan budaya lokal telah berlangsung lama dan membentuk identitas sebagian masyarakat Muslim Indonesia. “Mulai dari kebiasaan berucap salam hingga tradisi saling mendoakan, semuanya terekspresikan dalam bahasa Arab. Tanpa disadari, unsur budaya Arab hadir dalam keseharian kita,” ujarnya.
Syamsul juga menegaskan bahwa bahasa Arab merupakan inti budaya Arab sejak masa pra-Islam. Pada masa itu, bangsa Arab mengabadikan sejarah dan nilai-nilai mereka melalui syair dan prosa.
Pada sesi berikutnya, ia memaparkan bahwa bangsa Arab awalnya berpusat di Jazirah Arab sebelum meluas ke wilayah seperti Mesir, Suriah, Maroko, hingga Andalusia melalui ekspansi Islam. Penyebaran Islam, menurutnya, menjadi faktor pemersatu berbagai budaya dalam satu peradaban Arab-Islam.
“Ketika Arab dipisahkan dari Islam, ia tidak berbeda dengan bangsa lain. Tetapi ketika bahasa dan budaya Arab menyatu dengan nilai-nilai Islam, di situlah letak kemuliaannya,” tegasnya.
Menutup sesi, Syamsul menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang jika mampu memadukan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal secara harmonis. Kekuatan suatu bangsa, katanya, terletak pada kemampuannya menjaga nilai, bahasa, dan identitas yang mempersatukan.
Suci Aulia Tenri Ajeng
