• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Headline

Antara Profesionalisme dengan Kemanusiaan, Dilema Peran Fotografer Jurnalistik

Mei 19, 2022
in Headline, Resensi
the bang bang club
Editor Risman Amala Fitra

Data Film
Judul Film : The Bang Bang Club
Sutradara :  Steven Silver
Produser  : Adam Friedlander, Daniel Iron, Lance Samuels
Penulis Naskah : Steven Silver
Tahun Rilis: 2010
Genre :  Bioghraphy, Drama, History
Studio  : E1 Entertainment and Instinctive Film

  

BacaJuga

Ingin Lolos PKM? Berikut Beberapa Kesalahan yang Harus Dihindari

Tenang, Kamu Tidak Sendiri

“Sejak kapan jurnalis tidak membantu orang?”

Pertanyaan ini muncul salah satu cuplikan dari film The Bang Bang Club. Dalam cuplikan itu mempertanyakan sebuah foto yang diambil oleh salah satu fotografer, yaitu Kevin Carter saat dirinya berada di Sudan. Ia memotret seorang anak kecil kurus yang sedang telungkup kelaparan diikuti oleh burung pemakan bangkai di padang pasir yang panas. Foto tersebut kemudian dimuat pada halaman depan New York Times pada tahun 1994. Kevin tak bisa berkutik saat wartawan mempertanyakan nasib anak kecil tersebut. Bahkan banyak di antara wartawan justru mengecam Kevin yang lebih memilih memotret daripada menolong anak kecil dalam fotonya.

Resensi the bang bang club

The Bang Bang Club merupakan film yang diangkat dari kisah nyata berdasarkan autobiografi berjudul Marinovich and Silva (Snapshots A Hidden War), Buku yang menceritakan tentang ketegangan di Afrika Selatan pasca perang ras yang ditulis oleh Greg Marinovich dan Joao Silva. Buku ini menjadi referensi utama dalam penulisan naskah film yang ditulis serta disutradarai oleh Steven Silver.

Bang Bang Club adalah nama yang dinobatkan media kepada empat orang fotografer, Greg Marinovich (Ryan Phillippe), Joao Silva (Neels Van Jaarsveld), Kevin Carter (Taylor Kitsch), dan Ken Oosterbroek (Frank Rautenbach). Nama mereka kian terkenal saat sedang meliput konflik yang terjadi di Afrika Selatan pada masa transisi pemerintahan yang berpaham apartheid ke pemerintahan yang demokratis. Pada masa ini banyak sekali insiden kekerasan utamanya antara Partai ANC dengan Loyalis Inkatha setelah pencabutan terhadap kedua partai tersebut.

 the bang bang club

Dikisahkan dalam film ini, The Bang Bang Club memiliki keberanian yang besar untuk terjun langsung di daerah konflik hingga mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan hasil foto yang terbaik untuk diperlihatkan kepada dunia. Tidak jarang kita temukan dalam film ini aksi-aksi menegangkan yang dilakukan oleh keempat fotografer ini.

Sama halnya dengan profesi yang lain, keempat fotografer ini dituntut harus profesional dalam mengemban kerjaannya. Mereka dituntut untuk tetap netral dan tidak ikut campur dalam konflik yang mereka potret. Ketika seorang jurnalis berpihak khususnya pada wilayah konflik, ada resiko ia akan diincar oleh musuh dari pihak lainnya. Prinsip tersebut yang menjadi permasalahan dalam film yang digarap oleh E1 Entertainment and Instinctive Film ini. Sikap profesional tersebut justru menghambat rasa kemanusiaan seorang jurnalis, terlebih seorang fotografer yang turun langsung ke lapangan melihat kejadian pembunuhan, baku tembak antar kelompok kulit hitam, serta kemiskinan dan kelaparan yang disajikan dalam film yang berdurasi 1 jam 48 menit ini.

Dua anggota dari The Bang Bang Club berhasil mendapatkan Pulitzer Prize dari hasil karya fotonya. Dalam film, diperlihatkan bagaimana kisah mereka berdua mendapatkan hasil foto mereka. Greg Marinovich berhasil memenangkan kategori foto serta-mertanya pada 1991 yang mengabadikan pembunuhan Lindsaye Tshabalala di 1990. Lalu Kevin Carter yang memenangkan kategori Feature Photography pada tahun 1994 untuk seekor burung bangkai yang muncul di dekat seorang anak yang tersiksa kelaparan di bagian selatan Sudan.

Meskipun begitu, Penghargaan yang mereka dapatkan dari hasil fotonya akhirnya menjadi perdebatan bagi sebagian orang. Apakah para fotografer ini hanya sekedar memotret lalu pulang mendapatkan penghargaan saja? Lantas bagaimana nasib dari orang-orang yang berada dalam fotonya? Siapa yang bertanggung jawab atas kasus-kasus yang fotografer potret? Semua pertanyaan tersebut bisa didapatkan jawabannya dalam film ini.

 

The Bang Bang Club juga menghadiri kisah percintaan dari karakternya yang diceritakan dalam alur maju mundur. Namun, adegan panas juga kerap hadir di berbagai scene sehingga tidak disarankan untuk bijak dalam menonton. The Bang-Bang Club berhasil mendapatkan rating 6.9/10 dilansir oleh  www.imdb.com. 

Pada akhirnya, film ini bisa memberikan gambaran kepada kita bahwa sebuah profesi seorang fotografer tidak bisa dipandang sebelah mata, butuh perjuangan yang besar untuk bisa mendapatkan hasil yang luar biasa.

 Ahmad Akbar

 

 

 

 

 

 

 

 

Tags: jurnalis fotoKonflikresensithe bang bang club
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Bingung Cara Kembangkan Diri? Yuk! Ikutan Talk Show AIESEC Unhas

Next Post

Gelar Unhas Career Expo, DPAK Hadirkan 26 Perusahaan

Discussion about this post

Trending

resensi novel layangan putus

Kisah Pengkhianatan yang Bikin Ambyar

April 3, 2022
0

Keluarga Cemara, Kisah Sederhana yang Menyayat Hati

Keluarga Cemara, Kisah Sederhana yang Menyayat Hati

Januari 20, 2019
0

Diam dan Dengarkan: Menyadari Keterpautan Diri dengan Alam Semesta

Diam dan Dengarkan: Menyadari Keterpautan Diri dengan Alam Semesta

Agustus 27, 2020
0

Aku Bukan Chairil Anwar

Aku Bukan Chairil Anwar

Agustus 26, 2020
0

Liputan Khusus

Mahasiswa Asing Terkendala Bahasa Indonesia

Dampak Traumatis Akun Kampus Cantik

Posting Gambar Beresiko jadi Korban Kekerasan Seksual

Menyingkap Tabir Akun ‘Kampus Cantik’

K3 Harus Jadi Budaya di Kampus!

Subdirektorat Sistem Penjaminan Mutu K3 jadi Ujung Tombak Berbenah Diri

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2023 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In