Dunia pendidikan saat ini telah memasuki era transformasi dimana segala proses pembelajaran umumnya memanfaatkan teknologi. Untuk menghindari media pembelajaran yang membosankan maka diperlukan alternatif yang dapat membuat proses pembelajaran lebih interaktif dan memancing antusiasme dari siswa.
Seperti mata pelajaran bahasa daerah yakni bahasa bugis yang hanya menggunakan cara manual dengan belajar secara mandiri menghafal abjad lontara, hal tersebut dianggap monoton dan mengurangi minat belajar siswa, sehingga diperlukan metode pembelajaran interaktif dan meningkatkan minat belajar siswa.
Berangkat dari hal itu, tim PKM-PM (Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Hasanuddin (Unhas) yang terdiri dari Andi Muhammad Farid Wajadi R. A, Olivia L, Andi Khaerun Nisa, Samintang, dan Firdaus menggagas Komik La Galigo berbasis Augmented Reality (AR).
Dalam wawancara salah satu anggota, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 2019, Samintang menyampaikan bahwa media komik dipilih sebagai sarana pembelajaran bagi siswa untuk mempelajari bahasa daerah dan mengenalkan nilai budaya.
Metode pembelajaran menggunakan komik tidak hanya dapat diakses dalam bentuk fisik akan tetapi dilengkapi juga dengan sistem AR. “Pada Komik La Galigo yang kami buat didesain khusus sebagai platform yang dapat menampilkan fitur 3D dari setiap tokoh serta fitur pembelajaran aksara lontara. Kami menciptakan inovasi ini sebagai upaya mengawinkan nilai karakter lokal dan teknologi,” ungkap Samintang (23/09).
Bukan komik pada umumnya, komik ini sarat akan muatan lokal dan budaya Bugis. Konsep komik La Galigo didominasi oleh cerita perantauan dan pelayaran yang banyak mengandung nilai dan budaya maritim yang sarat dan kental dengan nilai moral yang masih relevan dengan situasi saat ini seperti cerita pelayaran Sawerigading bersepupu dari Negeri Luwu menuju Negeri Dusung. Faktanya La Galigo merupakan epos terpanjang dibandingkan manuskrip lain yang ditetapkan sebagai Memory of The World dari UNESCO sejak 2011.
La Galigo sendiri memiliki akses yang terbatas di kalangan akademisi, hal tersebut mengakibatkan kurangnya pengetahuan generasi sekarang tentang eksistensi manuskrip tersebut termasuk muatan di dalamnya. La Galigo memuat nilai-nilai sosial budaya Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge yang berkaitan dengan aspek pengembangan karakter.
“Manifestasi penanaman nilai karakter ini dapat dielaborasi dengan pendekatan kearifan lokal. Salah satu karakter masyarakat Bugis Makassar yaitu Sipakatau, Sipakalebbi, dan Sipakainge (Trisipaka) ini mengajarkan kita untuk saling memanusiakan, menghargai, dan mengingatkan sehingga perlu ditanamkan sejak dini,” jelas Samintang.
Samintang mengutarakan bahwa proses pembuatan komik la Galigo berbasis AR ini diawali dengan tahap penyusunan narasi komik, pembuatan dan pencetakan komik, adaptasi AR, dan sosialisasi. Membutuhkan waktu selama satu bulan hingga komik tercetak.
Komik dapat diakses secara gratis oleh siswa dan tersedia dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis. Karakter tokohnya dapat dilihat secara digital menggunakan Aplikasi AR Gammara.
“Aplikasi AR Gammara dilengkapi dengan fitur yang orang bisa dengar suara terjemahan dari bahasa lontaranya. Fitur yang ditemui dalam komiknya ada tiga, yaitu Lihat Kami Langsung, Ayo Belajar Huruf Lontara, dan Baca Komik Yuk,” tuturnya.
Proses pembuatan aplikasi diawali dengan rancangan dan analisis algoritma aplikasi modul berbasis AR. Selanjutnya, dilakukan pembuatan desain UI (User Interface) untuk menyederhanakan dan mengefisienkan aplikasi. Selain itu, audio pada fitur “Ayo Belajar Huruf Lontara” dibuat dengan cara recording narasi oleh voice over.
Komik ini tak hanya sekadar inovasi model pembelajaran, pemanfaatannya bisa digunakan oleh masyarakat luas khususnya siswa. Maka dari itu, tim ini melakukan sosialisasi di SD Negeri Panyyikkoang 1 untuk menjadi mitra dalam program pengabdian masyarakat.
“Kami memilih sekolah ini, karena memiliki minat yang kurang terhadap Bahasa Bugis dan pemahaman mengenai nilai Trisipaka,” tambahnya.
Komik La Galigo memiliki prospek yang cerah karena dapat dimuat dalam Kurikulum Muatan Lokal Bugis tingkat SD/Sederajat di Sulawesi Selatan dengan kerja sama antara Nusantara Project dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulawesi Selatan untuk memperoleh paten.
Ivana Febrianty
Discussion about this post