Kau ingin jadi apa ?? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil ?? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kapital, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin ?? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah ?? Lihatlah di sekililingmu dan periksa kembali hati nuranimu. Apa kau mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda : untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini ?? (Victor Serge).
Mahasiswa, seorang Pelajar yang diberi gelar maha atas kesiswaannya. Tentu bukan hanya sekedar menandakan bahwa tingkatannya yang paling tinggi, namun lebih kepada peran dan fungsinya yang memiliki keistimewaan tersendiri. Mereka kaum terpelajar yang dipercaya dapat memberi perubahan dalam masyarakat (agen of change). Dalam sejarah perjalanannya, tercatat peran mahasiswa memang sangat besar bahkan dapat menumbangkan penguasa sekalipun, jelas hal ini terbukti dengan runtuhnya kekuasaan rezim orde lama hingga orde baru. Namun sangat disayangkan, memasuki era reformasi gerak perjuangan mahasiswa justru seakan kehilangan arah dan mati suri. Mungkin mereka terlena dengan media sosial (Facebook, Instagram, maupun Tweeter) yang menjadikannya kaum individualis.
Di manakah dirimu wahai rekan seperjuangan? Sudahkan kalian kehilangan nyali dan harga diri? Kutanyakan pada kalian, apakah gerangan yang telah kau perbuat pada bangsa ini? Bukankah kalian penyambung lidah masyarakat? Namun nampaknya kalian lupa akan hakekat kalian sebagai control of social. Di saat negeri ini dikuasai oleh para penguasa yang lupa akan rakyatnya, ketika kegiatan korupsi menjelma menjadi sebuah hobi bahkan tradisi. Akankah kalian terus bersembunyi? Pura-pura tidak tahu bahkan tidak mau tahu, terlalu asyik dengan zona nyaman kalian masing-masing, sehingga lupa akan peranmu sebagai agen of change. Duhai mahasiswa, mari mereflekasi sejenak rekam jejak perjuanganmu. Bukankah jalanan itu dulunya ramai dengan kaki-kakimu yang menyimpan amarah dan protes? Namun kini sunyi senyap.
Di atas jalanan itu masih terekam hangat bagaimana jejak-jejak mahasiswa menyuarakan suara rakyat yang tertindas, masih teringat pula bagaimana jalanan itu seketika menjadi medan perang. Tak jarang, peluru bertebaran nemumpas nyawa bersimbah darah dan tercecer di jalanan. Meskipun banyak yang tak tahu dari mana arah peluru itu berasal, yang pasti inilah pertanda betapa rezim ini telah kehilangan akal sehatnya dan tak pantas lagi dipertahankan. Di atas jalan itu pernah berdiri tegak sosok mahasiswa, dengan kepalan tangannya yang khas, bagi mereka kekuasaan yang alpa dan lupa telah berkhianat pada amanah.
Mari bangkit dan galang kembali gerakan perjuangan ini, Segera alirkan tiap perkara-perkara sosial dalam ruang-ruang diskusi. Ku yakin masih ada di antara kalian yang memiliki keberanian. Jikalau kalian memiliki kemampuan menulis, maka buatlah tulisan yang dapat membakar semangat perlawanan. Dan teruntuk rekan-rekan yang mempunyai kemampuan berorganisasi, maka lahirkanlah kader-kader tangguh dengan mental baja, bukan mereka yang apatis dan individualis.
Teruntuk rekan-rekan mahasiswa. Masih ingatkah kalian dengan Sumpahmu ??? Lihatlah sekelilingmu dan periksa lagi hati nuranimu. Sekali lagi, Bangkitlah Pergerakan Mahasiswa! Hidup Mahasiswa.. Hidup Rakyat Indonesia !!!
Penulis : Adi Nugraha Sahibe Kasim
Mahasiswa Departemen Perikanan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas,
Angkatan 2016
Discussion about this post