Universitas Hasanuddin (Unhas) genap berusia 62 tahun. Tepatnya, pada 10 September 1956 oleh Drs Mohammad Hatta, Wakil Presiden Indonesia meresmikan kampus ini. Kala itu, Prof Mr A G Pringgodigdo ditunjuk langsung oleh Mohammad Hatta menjadi rektor pertama Unhas.
Jika dilihat dari sejarahnya, Unhas dulunya adalah pengembangan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Lantaran pelbagai pertimbangan, akhirnya fakultas tersebut berubah menjadi universitas. Seiring berjalannya waktu, Unhas membentuk beberapa fakultas baru.
Di masa jabatan Prof Arnold Mononutu sebagai rektor ke tiga Unhas misalnya. Beberapa fakultas baru berhasil didirikan, di antaranya Fakultas Teknik (10 September 1960), Fakultas Sastra (11 Desember 1960), Fakultas Sosial Politik (17 Agustus), Fakultas Ilmu Pasti dan Alam (17 Agustus 1963), Fakultas Peternakan (10 Oktober 1963), dan Fakultas Pertanian (1 Agustus 1961) serta Fakultas Ilmu Pendidikan (1 Februari).
Dilansir dari terbitan identitas Unhas edisi Awal September 2006, fakultas lain yang juga pernah didirikan ialah Fakultas Ilmu Pendidikan Unhas. Namun, lambat laun fakultas ini mulai memisahkan diri menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP-sekarang Universitas Negeri Makassar) pada 1 Mei 1964.
Dua tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1966, tiga universitas ditetapkan sebagai cabang Unhas berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP). Universitas itu ialah Universitas Tadulako (Palu), Universitas Sulawesi Tenggara (Kendari), dan Universitas Haluoloe (Kendari).
Bukan hanya itu, Politani Negeri Pangkep juga diketahui pernah menjadi salah satu kampus cabang Unhas. Informasi itu berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI Nomor: 083/O/1997. Kampus ini didirikan pada tahun 1984.
Awal berdirinya, kampus ini bernama Politeknik Pertanian Negeri Unhas yang memiliki dua jurusan yaitu Jurusan Budidaya Perikanan dan Jurusan Penangkapan Ikan. Penamaan itu tercantum dalam Surat Keputusan Mendiknas Nomor: 0124/U/1987.
Namun, terhitung sejak 26 Juni 1998, Politeknik Pertanian Negeri Unhas secara resmi berdiri sendiri dan berganti nama menjadi Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Pangkep).
Perguruan tinggi lain yang pernah bergabung dengan Unhas adalah Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Politeknik tersebut dulunya bernama Politeknik Unhas yang berdiri pada tahun 1987. Namun setelah keluarnya SK Mendiknas RI Nomor: 128/O/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) PNUP, kampus ini berpisah dari Unhas dan berganti nama menjadi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Itulah beberapa kampus yang diketahui pernah menjadi bagian dari Unhas.
Isu Fakultas Teknik jadi Institut Teknik Gowa
Sejak tiga tahun silam, tersiar kabar, Fakultas Teknik (FT) yang kini bermukim di Gowa akan memisahkan diri dari Unhas dan berubah menjadi Institut Teknik Gowa.
Bahkan dalam website kompas.com menyebutkan bahwa Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menginginkan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sebagai pusat pengembangan teknologi masa depan di kawasan Indonesia timur.
Pusat pengembangan tersebut diwujudkan dengan mengembangkan FT Unhas sebagai institut teknik terbaik dan modern yang berdiri sendiri. Dari pernyataan itu muncul pertanyaanya mengenai akankah FT Unhas akan menjadi institut nantinya?
Menurut Sekretaris Rektor yang juga merupakan Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah, saat ini Unhas belum mengadakan pembahasan dan membicarakan hal tersebut.
“Saya selaku Sekretaris Prof Dwia, mengatasnamakan Rektor Unhas bahwa sekarang belum ada pembicaraan mengenai FT yang ingin dijadikan institut,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi ke Dekan FT Unhas, Dr Ir Muhammad Arsyad MT, ia mengatakan, wacana seperti ini sudah ada sejak masa Presiden Susilo Bambang Yudoyono, bahkan pemerintah pusat mendukung pembentukan institut teknologi di Indonesia Timut. Saat ini, wacana tersebut kembali muncul khususnya di kalangan anggota senat FT Unhas.
Lebih lanjut ia menjelaskan, wujud dari keinginan tersebut terlihat pada salah satu persyaratan pemilihan Dekan FT Unhas untuk periode 2018-2022. Dalam persyaratan itu, setiap calon dekan menandatangani pernyataan bersedia mewujudkan FT Unhas menjadi Institut Teknologi Hasanuddin (ITH).
Selain itu, instansi pemerintah juga mendukung adanya ITH tersebut. Di antaranya Gubernur periode lalu, Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini, Bupati Gowa serta Ikatan Alumni Teknik (Ikatek).
“Dukungan adanya institut ini disampaikan oleh banyak pihak di antaranya Gubernur periode lalu, Gubernur & Wakil Gubernur saat ini, Bupati Gowa serta Ikatan Alumni Teknik (Ikatek) yang mengharapkan segera terbentuknya ITH,” ungkapnya.
Sedangkan untuk peluangnya sendiri, Arsyad mengatakan bahwa FT Unhas sangat berpeluang untuk menjadi institut. Hal tersebut terlihat dari sarana dan prasarana kampus yang sudah mapan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas riset yang memadai dan ditambah lagi di Indonesia Timur belum ada Institut Teknologi.
“Menurut saya FT Unhas sangat berpeluang, di samping memang sudah cukup mapan dalam hal sarana dan prasarana kampus, SDM dan fasilitas riset, juga bahwa di Indonesia Timur belum ada Institut Teknologi,” jelas Arsyad.
Bila melihat dari pernyataan dari pemangku kebijakan tingkat universitas dan fakultas, nyatanya belum ada kesepahaman untuk mewujudkan isu ini menjadi kenyataan. Pihak fakultas menginginkan FT jadi institute, namun pihak universitas belum menggubris secara serius kabar ini.
Penulis: Wandi Janwar
Discussion about this post