Delegasi Unhas yang diwakili oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) angkatan 2017, M Agung S dan angkatan 2019, Muh Faudzul Adziim sukses meraih Juara I Lomba Esai bertemakan “Strategi dan Inovasi Generasi Muda dalan Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030”, Senin hingga Sabtu (11-16/1). Diinisiasi oleh STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Samarinda, kegiatan ini berlangsung melalui Zoom.
Pada kesempatannya, Agung memberikan gambaran singkat terkait aplikasi Exclusive Interest and Talant Training (EXIST) yang diusung pada lomba tersebut. Aplikasi ini ditujukan sebagai inovasi pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Aplikasi ini merancang berbagi pendidikan dan pelatihan eksklusif sesuai minat dan bakat dari pengguna,” ungkap Agung saat diwawancarai melalui WhatsAppa, Rabu (27/01).
Agung menambahkan, aplikasi tersebut memiliki fitur utama, yaitu Kelas Pelatihan, Kementerian, Lowongan Kerja, dan Kategori Pengguna Bilik Pengaduan. Adapun inti dari peningkatan SDM terletak pada Kelas Pelatihan. Setiap orang dapat memilih satu atau dua jenis pelatihan dengan 20 orang dan seorang trainer dalam satu kelas.
“Setiap pengguna yang melulusi pelatihan akan diberikan sertifikat kompetensi dan peserta pelatihan. Sedangkan fitur Kementerian hadir untuk memastikan pelaksanaan pelatihan berjalan lancar dan merekrut pekerja dari para peserta tersertifikasi bila dibutuhkan,” papar Agung
Lebih lanjut, manfaat yang diberikan oleh aplikasi berbasis pendidikan dan teknologi ini ialah sertifikat kompetensi yang terintegrasi langsung dengan perusahaan di fitur lapangan kerja. “Pendidikan dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi telah memudahkan setiap orang untuk mendapat akses pendidikan yang layak, baik formal maupun informal,” ungkap Agung.
Kemudian, Agung pun menjelaskan motivasi dalam mengikuti lomba ini. “Kami mengikutinya untuk menunjukkan gagasan atau inovasi yang relevan dengan tema lomba, terutama di bidang Pendidikan dan Ekonomi,” jelasnya.
Kendati demikian, mereka tidak lepas dari kendala selama proses persiapan lomba. “Kendalanya berada pada proses pembuatan prototype aplikasi. Hal itu meliputi fitur-fitur yang akan digunakan sehingga kami harus memperhatikan setiap fiturnya,” jelas Agung.
Ia berharap setiap orang dapat mengakses pendidikan yang inklusif sesuai dengan cita-cita pembangunan berkelanjutan dan menikmati pembaharuan teknologi, meski berada di pelosok negeri. “Dengan pendidikan, kita dapat mengubah diri dan lingkungan menjadi lebih baik. Dengan teknologi, kita mampu berbagi ilmu dan keterampilan kepada orang lain. Panjang umur cita-cita mulia,” tutup Agung.
M209