• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Headline

Buya Hamka: Jejak Historis Sang Sastrawan Besar Indonesia

Mei 9, 2023
in Headline, Resensi, Sastra
Buya Hamka: Jejak Historis Sang Sastrawan Besar Indonesia

Resensi Film Buya Hamka

Editor Ivana Febrianty

Judul Film : Buya Hamka Vol. 1
Sutradara: Fajar Bustomi
Studio: Falcon Pictures dan Starvision
Penulis Naskah : Alim Sudio dan Cassandra Massardi
Tayang Perdana : 19 April 2023
Durasi : 102 Menit

“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”

Kutipan tersebut sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Sebuah kalimat yang menjadi tamparan keras digaungkan oleh Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau  yang lebih dikenal dengan sapaan Buya Hamka. Sosoknya yang menginspirasi dan kisah hidup penuh perjuangan yang mengagumkan menjadikan ia sebagai salah satu tokoh pahlawan nasional kemerdekaan Indonesia.

BacaJuga

Simposium FIKP Unhas Hadirkan 280 Pemateri dari Berbagai Negara

FGM FKM Unhas Bahas Kurikulum Program Doktor Berbasis Riset

Buya Hamka dikenal sebagai seorang sastrawan, jurnalis dan ulama yang lahir di Sungai Batang, Sumatera Barat. Ia merupakan mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama. Sosoknya digambarkan sebagai figur yang memiliki cita-cita kuat dalam menyebarkan akidah tauhid melalui tulisan dan dakwah di era penjajahan Jepang di Indonesia.

Film garapan Fajar Bustomi ini dibuka dengan menceritakan tentang peran Buya Hamka dalam pergerakan organisasi Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan. Tak lama setelah itu, Buya Hamka diceritakan menjadi pemimpin redaksi di  majalah bernama Pedoman Masjarakat (dibaca: Masyarakat) yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara. Di sanalah ia mulai menuangkan pemikirannya melalui surat kabar yang didistribusikan ke seluruh pelosok Hindia Belanda, julukan Indonesia kala itu.

Dikemas dengan sinematografi yang apik, film ini beberapa kali menampilkan adegan kala Hamka sedang berkutat dengan karya sastra roman andalannya seperti Di bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wick. Popularitas dan pengaruh luar biasa karyanya pada periode kesusastraan di Indonesia kala itu sangat ditonjolkan  dalam film ini. Peran Hamka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yang tidak mulus pun tergambar dalam film yang berdurasi 106 menit ini.

Pasalnya, ketika Hamka memilih untuk berkawan dengan Jepang, ia difitnah karena dianggap berkhianat kepada Indonesia. Tak sampai disitu,  jabatannya sebagai kepala Muhammadiyah cabang Sulawesi Timur dicopot bahkan mendapat julukan “Kiai Cabul”.

Terlepas dari hal tersebut, film ini dikemas dengan ciamik dan menampilkan rentetan kronologis kisah Hamka secara sistematis, seperti saat kepindahan Hamka bersama sang istri dan anak-anaknya ke Padang Panjang, Sumatera Barat, tak lain karena ingin meniti hidup kembali dengan menjual buku-buku hasil tulisannya dan menggadaikan perhiasan emas demi bertahan hidup.

Bak menjadi ikon sejarah Indonesia, tak luput ditampilkan pula adegan dramatis yang menggetarkan hati ketika seruan proklamasi kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui radio dan untuk pertama kalinya bendera merah putih dikibarkan di tanah Minang.

Salah satu hal yang menarik adalah ketika film ini merepresentasikan Indonesia dengan suasana 1900-an dan memberikan kesan kuat nuansa pedesaan dipadukan pula dengan dialog yang hampir sepenuhnya menggunakan bahasa daerah.

Sukses dengan perannya, Vino G. Bastian dan Laudya Cynthia Bella berhasil memberikan chemistry sebagai sepasang suami dan istri. Lakon yang dipertunjukkan oleh pemeran utama  didukung pula oleh peran ciamik sederet artis ternama seperti Desi Ratnasari, Donny Damara, Ayu Laksmi, Ayudia Bing Slamet, Mawar Eva de Jongh dan masih banyak lagi artis tanah air yang menghiasi film ini.

Bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), film ini dikabarkan menjadi proyek yang memakan biaya paling besar dari Falcon Pictures diantara garapan film-film mereka yang lain dan dikabarkan film ini akan terbagi menjadi tiga volume.

Banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dari film biopik ini hingga membuat penontonnya tersihir dengan setiap dialog yang disampaikan. Popularitas sosok Hamka membuat film Buya Hamka volume I telah ditonton oleh lebih dari satu juta orang sejak pertama kali tayang di bioskop seluruh Indonesia selama dua pekan. Lantas, apakah kamu sudah termasuk salah satu penontonnya atau film ini masih termasuk dalam daftar film yang akan kamu tonton?

Nabila Rifqah Awaluddin

Tags: buya hamkafilmInspiratifresensivolume I
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Pengurus IKA Unhas Kabupaten Bone Dilantik, WR III Sampaikan Apresiasi

Next Post

Seminar Kemaritiman OKSP FT Unhas Ungkap Rencana Inovasi Potensi Laut Indonesia

Discussion about this post

Trending

Adakan Field Trip Geologi Laut, Mahasiswa Teknik Geologi Unhas Lakukan Pembersihan Pantai

Adakan Field Trip Geologi Laut, Mahasiswa Teknik Geologi Unhas Lakukan Pembersihan Pantai

Juni 3, 2023
0

Jangan Plagiat, Berikut 5 Cara Parafrase yang Benar

Jangan Plagiat, Berikut 5 Cara Parafrase yang Benar

Maret 16, 2023
0

Resensi The Miracle Worker

The Miracle Worker: Kesabaran Melampaui Keterbatasan

September 25, 2022
0

resensi novel layangan putus

Kisah Pengkhianatan yang Bikin Ambyar

April 3, 2022
0

Liputan Khusus

Lembaga Pusat Peningkatan Reputasi, Jembatan Unhas Menuju Kelas Dunia

Mahasiswa Asing Terkendala Bahasa Indonesia

Dampak Traumatis Akun Kampus Cantik

Posting Gambar Beresiko jadi Korban Kekerasan Seksual

Menyingkap Tabir Akun ‘Kampus Cantik’

K3 Harus Jadi Budaya di Kampus!

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2023 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In