Tak hanya rasanya yang lezat untuk dijadikan sayur, ternyata daun kelor memiliki banyak manfaat. Salah satunya dapat mencegah kekurangan gizi bagi ibu hamil dan anak.
Tubuh membutuhkan gizi seimbang dengan asupan vitamin dan mineral yang cukup agar tetap sehat dan mencegah berbagai penyakit. Terlebih pada masa kehamilan, gizi ibu hamil perlu lebih diperhatikan untuk kesehatannya dan perkembangan janin yang dikandungnya. Lalai dalam memerhatikan kebutuhan nutrisi tersebut dapat menyebabkan gizi buruk atau malnutrisi. Kondisi ini membuat berat badan rendah, menurunnya kemampuan belajar, sulit konsetrasi, dan mudah terserang penyakit.
Dilansir dari nasional.tempo.co, kasus kekurangan gizi di Indonesia sangat tinggi, yakni sekitar dua juta anak mengalami gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. Keadaan ini diperburuk dengan hadirnya pandemi Covid-19, di mana banyak keluarga tidak mampu membeli makanan sehat dan bergizi akibat penurunan pendapatan. United Nations Children Fund (UNICEF) memperkirakan anak yang mengalami kekurangan gizi bisa meningkat 15 persen. Peristiwa ini pastinya membutuhkan perhatian lebih, baik dari pemerintah maupun kalangan akademisi.
Di Unhas sendiri, melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat menemukan solusi mengatasi malnutrisi dari daun kelor. Riset ini dilakukan oleh Prof dr H Veni Hadju M Sc PhD bersama timnya. Veni mengatakan tanaman herbal yang banyak ditemukan di Indonesia ini memiliki khasiat istimewa dan mampu mengatasi berbagai penyakit.
“Suplemen kelor lebih bagus dibanding suplemen gizi yang lain, kelor mampu memperbaiki kerusakan seluler karena mengandung antioksidan,” ungkap Veni.
Dalam penelitiannya, daun kelor diekstrak dan dijadikan kapsul, kemudain diberikan kepada ibu hamil dan menyusui. Pemberian satu kapsul daun kelor diberikan sekali sehari, sedangkan suplemen yang masih dalam bentuk tepung diberi dua kali. Lokasi penelitian pun dilakukan di beberapa Puskesmas di Sulawesi Selatan, Kota Makassar, Jeneponto, Maros, dan Gowa.
BACA JUGA : Prof Dr Mattulada, Berani Hentikan Mobil Menteri untuk Desak Unhas Didirikan
BACA JUGA : Lintasi Samudra bersama Lalat Buah
Untuk memastikan khasiat suplemen ini, Veni tak hanya mengamati perkembangan ibu hamil, tapi juga perkembangan bayi hingga usia enam bulan dan balita sampai menginjak usia lima tahun. Riset yang dimulai sejak 2013 ini pun menemukan bukti bahwa daun kelor memberikan manfaat yang baik bagi.
“Pada ibu hamil luar biasa hasilnya, banyak yang merasa tenang, lebih nyaman dan berat badannya juga naik. Sedangkan pada balita sampai saat ini masih diamati, dilihat dari aspek berat badannya,” jelas pria kelahiran Kota Gorontalo pada Jumat (22/01).
Meskipun penelitian Veni sudah membuahkan hasil, bukan berarti tidak mendapatkan kendala. Adanya mitos dilingkungan masyarakat mengenai daun kelor yang dapat membahayakan ibu hamil, sedikti menghambat diawal penelitiannya. Oleh karena itu, Ia harus melakukan beberapa kali penyuluhan kepada masyarakat dan tenaga medis.
Hingga sekarang, Veni dan timnya tengah mengurus izin produksi massal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Salain itu mereka juga melakukan pengembangan inovasi dengan bantuan dana dari Kementrian Kesehatan dan Riset, APBD dari beberapa kabupaten dan bekerja sama dengan pabrik herbal Madium.“ Kami sedang mencoba beberapa modifikasi, saya mencoba membuat kapsul kelor yang dicampur royal jelly,” ujarnya.
Ia juga berharap bisa mensinergikan satu kapsul tambah darah dan satu kapsul ekstrak daun kelor serta memiliki pabrik untuk memudahkan produksi. “Saya punya mimpi punya pabrik sendiri untuk memproduksi ekstrak kelor di Makassar,” harapnya.
Oktafialni Rumengan
Discussion about this post