Banjir merupakan bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia. Lebih-lebih di daerah perkotaan dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS). Banjir selalu datang setiap musim hujan.
Sebagai bencana alam, kehadirannya tentu tak diharapkan tetapi seringkali tak dapat dihindari. Daya destruksinya bahkan seringkali mengerikan, menghayutkan dan menghancurkan segala yang dilaluinya. Acap kali tersiar berita, nyawa orang melayang karena diterjang banjir.
Selama tahun 2020, berdasarkan mediaindonesia.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 2.831 kejadian bencana hidrometeorologi. Rinciannya yakni banjir 1.036 kejadian, puting beliung 858 kejadian, tanah longsor 549 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 326 kejadian, serta kekeringan 29 kejadian. Artinya, bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir merupakan peristiwa yang paling banyak terjadi. Banjir berdampak pada 258 orang meninggal dunia dan hilang, 271 orang terluka, 4.362.016 orang mengungsi dan terdampak, serta 815.905 rumah terendam. Kondisi ironi nan miris tentunya.
Bertolak dari kesadaran dan keprihatinan atas persoalan tersebut, Dr. Amran Rahim, S Si, M Si, bersama timnya melakukan penelitian guna merancang Sistem Peringatan Dini (SPD) bencana banjir akibat curah hujan ekstrem. Hal ini berguna untuk memitigasi dan mereduksi dampak negatif yang ditimbulkan bencana banjir.
Kegiatan penelitian yang dilakukan Amran dan rekan-rekannya didanai oleh Kemenristekdikti periode 2020 dan 2021. “Hasil penelitiannya berbentuk SPD yang dikonstruksi menggunakan kombinasi Model Spatio-temporal (wilayah-waktu) curah hujan ekstrem dan pola kecepatan serta tinggi muka air di suatu DAS,” ucap Ketua Prodi Ilmu Aktuaria Unhas ini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan SPD membutuhkan input berupa data curah hujan, variabel iklim, dan tinggi serta kecepatan aliran air. Setelah menginput datanya, SPD memodelkan hubungan antara varibel-varibel di atas. SPD juga dapat berfungsi sebagai media penyimpanan data.
Dalam kajian ini dibuat alat pengukur ketinggian dan debit aliran berbasis desktop yang beroperasi secara real time dan dianalisis menggunakan model karakteristik curah hujan ekstrem yang dikembangkan dalam penelitian ini. Berdasarkan keterangan Amran Rahim, penelitian ini merupakan kelanjutan dari kajian sebelumya di tahun 2017-2018. Di mana diperoleh analisis dan gambaran secara global terkait potensi dampak curah hujan ekstrem di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini akan fokus pada pengembangan SPD berbasis desktop dengan pertimbangan perubahan faktor lingkungan di suatu DAS.
Selain itu, data ketinggian level dan debit aliran sungai yang dikumpulkan secara real time dapat menjadi informasi yang penting dalam menganalisis pola perilaku aliran sungai untuk membuat prediksi kejadian banjir yang akurat. Alumni doktoral Prodi statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini menjelaskan bahwa sistem peringatan dini sebenarnya telah ada sebelumnya, tetapi karena keterbatasan yang dimiliki oleh sistem tersebut maka membuka ruang atau kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkannya.
“Adapun kajian tentang pengaruh perubahan iklim melalui model hierarki data curah hujan adalah model pengembangan baru yang diusulkan dalam penelitian ini dan diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu geostatistika dan bidang ilmu hidrologi,” jelas Amran Rahim.
Ia juga mengatakan bahwa untuk saat ini, akurasi sistem dapat diukur pada skala laboratorium karena penelitian ini masih dalam tahap awal. Pengembangan akhir SPD ini rencananya akan diselesaikan pada tahun 2021 ini.
“Hasil uji coba sistem pada skala laboratorium menunjukkan akurasi yang tinggi dalam memonitoring dan aktivasi tanda peringatan berdasarkan informasi curah hujan ekstrem, ketinggian, dan kecepatan aliran air,” ucap Amran.
Ketika ditanya seputar kendala yang dihadapi selama penelitian, Amran lantas mengatakan bahwa pada dasarnya belum ditemui kendala yang cukup berarti dalam melaksanakan tahap awal penelitian ini. Menurutnya, setiap anggota tim peneliti bekerja sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing berdasarkan jadwal yang telah disusun sehingga segalanya berjalan sesuai perencanaan.
Dr. Amran bersama timnya berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya masyarakat yang berada di wilayah DAS. “Selain itu, kami berkeinginan mengembangkan sistem ini agar dapat adaptif terhadap perubahan kondisi alam yang terjadi di masa mendatang,” tutupnya.
Penulis : Lusius Kasimirus Aga
Editor : Khintan
Discussion about this post