• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Headline

Diam dan Dengarkan: Menyadari Keterpautan Diri dengan Alam Semesta

Agustus 27, 2020
in Headline, Resensi
Diam dan Dengarkan: Menyadari Keterpautan Diri dengan Alam Semesta

Dok. Anatman Pictures

Editor Wandi Janwar

Mengisolasi diri di rumah menjadi sebuah keharusan di tengah pandemi saat ini. Namun, bagi sebagian orang kebiasaan tersebut bukan hal mudah, apalagi jika mereka menyukai aktivitas di luar rumah dan keramaian. Bukan hal yang mustahil jika kegiatan ini menjadikan orang jenuh dan bosan.

Agar terhindar dari kejenuhan ada banyak hal yang dapat kita lakukan, seperti menonton film dokumenter. Sebuah film berjudul “Diam dan Dengarkan” menjadi salah satu film dokumenter yang sangat direkomendasikan untuk ditonton di masa pandemi sekarang.

BacaJuga

Ulik Kereta Api Trans Sulawesi

Pa’commo, Inovasi Pakan Tikus Laboratorium Berbentuk Pelet

Diam dan Dengarkan adalah sebuah film dokumenter yang lahir dari perenungan di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Ceritanya dimulai saat bumi terbentuk hingga hari ini dan bagaimana bumi menyikapi setiap kondisi yang terjadi.

Film garapan rumah produksi Anatman Pictures ini dirilis pada 27 Juni 2020 lalu, dan bisa ditonton secara gratis di YouTube.

Pengerjaan film dokumenter tersebut dilakukan saat masa pandemi sehingga tidak dapat syuting ke mana-mana. Ini membuat Anatman Pictures harus menyiasatinya dengan memakai footage public domain, creative common, dan asas fair use, dengan tetap memperhatikan hak cipta karya.

Untuk pemilihan narasumber, Anatman Pictures meminta bantuan praktisi kesehatan holistik Reza Gunawan dan pendiri Burgreens, Max Mandians. Mereka diwawancara secara daring melalui via Zoom.

Film yang juga disebut sebagai serial “Heal The World” ini terdiri dari enam segmen dan berdurasi 1 jam 26 menit 14 detik. Dengan menonton film tersebut akan membuat kita memutar ulang memori dan menyadari apa saja yang telah manusia lakukan terhadap bumi, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan kepunahan spesies lainnya.

Pada segmen pertama, menyajikan sepenggal video berjudul “Kiamat yang Tak Terhindarkan” dengan narator aktris Christine Hakim. Bagian tersebut diceritakan perjalanan kehidupan manusia yang mengeksploitasi bumi sejak 12.000 tahun yang lalu.

Di segmen kedua, Dennis Adhiswara menjadi narator pada video berjudul “Mens Sana In Corpore Sano”. Segmen ini dijelaskan korelasi antara kesehatan mental dan kesehatan raga yang sesungguhnya sangat erat kaitannya.

Kemudian dilanjutkan dengan segmen ketiga berjudul “Kerajaan Plastik” dengan narator Arifin Putra. Di bagian ini, narator mengajak kita untuk memikirkan tentang dampak yang ditimbulkan oleh sampah plastik dan cara mengatasinya.

Cerita terus bergulir hingga segmen keempat yang dinaratori oleh Eva Celia. Segmen yang berjudul “Air, Sumber (Gaya) Hidup” ini, menjelaskan tentang fungsi air yang identik dengan sumber kehidupan, bergeser menjadi sumber gaya hidup. Tanpa orang sadari, mereka telah mencemari air sebagai sebuah elemen penting kehidupan.

Untuk bagian kelima berjudul “Kehutanan yang Maha Esa”, dinaratori oleh Nadine Alexandra. Pada bagian ini dipaparkan tentang urgensi keanekaragaman hayati dalam kehidupan. Selain itu, juga banyak disinggung mengenai dampak ulah tangan manusia terhadap rusaknya hutan.

Terakhir, segmen keenam berjudul “Samudera Cinta” yang dinaratori oleh Andien Aisyah. Pada segmen ini banyak disinggung tentang hubungan antara tingkat kebahagiaan manusia dengan keberadaan uang. Melalui segmen terakhir tersebut, kita diajak untuk bersyukur atas segala sesuatu yang dimiliki dan diberikan oleh tuhan.

Dari segi visual, film ini menggunakan motion graphic dan infografis untuk membantu penonton agar lebih mudah mencerna informasi. Namun, dari sisi audionya masih perlu ditingkatkan agar production value-nya tetap terjaga. Sound design dan scoring music juga harus tetap diolah sebaik mungkin.

Selain itu, pemilihan gambarnya pun perlu diperbaiki. Misalnya pada segmen tertentu terdapat gambar berbau pornografi, sehingga mereka yang di bawah umur tidak direkomendasikan menonton, padahal tujuan awalnya untuk film edukatif.

Meski demikian, secara umum film ini sangat bagus untuk ditonton. Selain menghibur, juga memberikan kita pengetahuan baru mengenai kehidupan di dunia ini. Film tersebut juga menampilkan fenomena yang ada dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia, sehingga berhasil merangkum suara orang-orang yang memperjuangkan lingkungan.

Muh. Fajrul

Data Film:

Narrative By:

Christime Hakim, dkk

Producers:

Tasya Anindita, dkk

Creative Department:

 Fikri, dkk

Sound Engineer and Sfx:

Hari Kurnia

 Created By:

Mahatma Putra

Tags: 2020filmresensiSastraUnhas
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Infografis: Pahlawan Keberagaman Tionghoa di Makassar

Next Post

Brunch Talk #17 Bahas Serba-Serbi Fakultas Pertanian

Discussion about this post

Trending

Ilustrasi orang tawuran. Sumber: IDENTITAS/Rizka Ramli

Empat Hari Pasca Bentrok, Sema Kema Fapet Unhas Rilis Siaran Pers

Maret 22, 2023
0

Mahasiswa saling lempar batu saat bentrok. Sumber: IDENTITAS/Arf

Buntut Bentrok Dua Fakultas, Aktivitas Akademik Secara Daring di FIKP Diperpanjang

Maret 19, 2023
0

Ilustrasi mahasiswa bentrok. Ilustrasi: IDENTITAS/Arf

Ketua Pengawasan Keamanan Unhas Ungkap Kronologi Bentrok FIKP dan Fapet 

Maret 25, 2023
0

Unhas Gelar Musyawarah Pemilihan MWA, Prof Andi Alimuddin Terpilih Sebagai Ketua

Unhas Gelar Musyawarah Pemilihan MWA, Prof Andi Alimuddin Terpilih Sebagai Ketua

Maret 20, 2023
0

Liputan Khusus

Lembaga Pusat Peningkatan Reputasi, Jembatan Unhas Menuju Kelas Dunia

Mahasiswa Asing Terkendala Bahasa Indonesia

Dampak Traumatis Akun Kampus Cantik

Posting Gambar Beresiko jadi Korban Kekerasan Seksual

Menyingkap Tabir Akun ‘Kampus Cantik’

K3 Harus Jadi Budaya di Kampus!

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2023 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In