Penggunaan energi tidak terbarukan seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam secara terus-menerus dapat memberikan dampak secara langsung bagi masa depan bumi. Bertambahnya polusi udara dan meningkatnya pemanasan global berbuntut panjang pada kerusakan lingkungan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan penggunaan energi terbarukan.
Hal ini menginisiasi terbentuknya komunitas Energi Baru dan Terbarukan (EBT), yang bergerak pada bidang pengembangan di kalangan mahasiswa bernama Society of Renewable Energy (SRE). Tak terkecuali di Universitas Hasanuddin, SRE mulai digagas oleh beberapa mahasiswa Fakultas Teknik.
Wakil Presiden SRE Unhas, Dewi Mahzya Fortuna mengatakan, organisasi tersebut bertujuan mendorong keberlanjutan industri EBT. “Melalui usaha dengan memaksimalkan potensi mahasiswa, khususnya Fakultas Teknik Unhas yang memiliki ketertarikan di bidang ini, kita akan mendorong keberlanjutan industri EBT,” ujarnya, Sabtu (4/10).
Lebih lanjut Dewi menjelaskan kendala yang dihadapi dalam proses pembentukan SRE. Menurutnya, salah satu kendalanya adalah sulit penyampaian informasi kepada mahasiswa, terlebih lagi dalam kondisi pandemi Covid-19. “Mengingat prospek EBT di masa depan, kami berharap banyak yang dapat bergabung dengan SRE,” jelas Dewi.
Untuk bergabung dalam organisasi ini, Dewi menjelaskan beberapa persyaratannya. Seperti, status mahasiswa aktif Fakultas Teknik Unhas angkatan 2017-2019, dan memiliki kesadaran serta ketertarikan mendalam seputar EBT juga urgensinya.
“Setiap anggota akan mendapatkan bimbingan tentang EBT secara langsung dan webinar yang menghadirkan pembicara dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain itu, rencananya juga akan diadakan kunjungan industri ke berbagai daerah,” jelas mahasiswa Teknik Elektro itu.
Saat ini, SRE Unhas telah membuka perekrutan anggota baru bagi mahasiswa Fakultas Teknik. Persyaratan lebih lengkap dapat dilihat pada akun Instagram resmi SRE Unhas.
M118