Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama dengan Komisi Kebudayaan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengadakan Diskusi Terpumpun Seri 5 yang dihadiri oleh Konten Kreator, Rijal Djamal SS MSi sebagai narasumber. Diskusi berlangsung di Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas, Rabu (27/8).
Mengawali pemaparannya, Rijal menyebutkan dirinya hadir untuk membawakan perspektif generasi milenial mengenai demokrasi. Ia menekankan bahwa pandangan yang ia sampaikan merupakan hasil pengalaman langsung di lapangan.
Melalui penjelasannya, Rijal mengaitkan nilai demokrasi dengan tradisi lokal masyarakat Bugis-Makassar. Ia mencontohkan konsep sipitangarri atau tudang sipulung yang sejak dulu sudah hadir dalam budaya Bugis-Makassar.
“Jauh sebelum demokrasi itu lahir, orang Bugis-Makassar sudah menerapkan demokrasi,” ujarnya.
Sebagai seorang konten kreator, ia menegaskan urgensi ruang digital yang kini menjadi media aspirasi bagi generasi muda. Ia menyebutkan bahwa rapat atau ruang diskusi saat ini bisa hadir di kolom komentar.
Menurut Rijal, generasi milenial memiliki semangat kritis yang kuat, tetapi sering menjauhi saluran demokrasi formal seperti partai politik. Selain itu, ia juga menjelaskan tiga nilai utama yang dijunjung generasi milenial dalam berdemokrasi: kesetaraan, keterbukaan, dan kebersamaan.
Di akhir, Rijal menyampaikan agar ruang-ruang dialog di kampus tetap hadir. Ia berharap bahwa forum diskusi ini memberikan inspirasi terkait bentuk demokrasi di masa yang akan datang.
“Tantangan kami banyak, tapi semangat untuk menjaga demokrasi tetap hidup jauh lebih besar. Mungkin kita bukanlah generasi sempurna, tapi kita adalah generasi yang selalu berani bersuara,” pungkasnya.
Siti Nur Haliza Yusrianto
