Akademisi, aktivis, dan usahawan
Itulah kata yang bisa digambarkan untuk sosok yang akrab disapa Anci, Mahasiswa Kedokteran Unhas, angkatan 2015. Di tengah kesibukannya menekuni bidang akademik, ia berhasil mendirikan Anscorporation, salah satu tempat bimbingan belajar (bimbel) yang berlokasi di Maros. Ans, yang tidak lain adalah singkatan namanya sendiri, Achmad Nursyamsi.
Terjun ke dunia bisnis mulai ia lakoni sejak kelas dua Sekolah Menengah Atas. Kala itu, ia membuka usaha dengan menjual pisang goreng nugget. Nama merek Ans mulai dilekatkan pada produknya tersebut. Memasuki dunia perkuliahan, kesibukannya di organisasi tak lantas menyurutkan semangat entrepreneur. Dari berjualan pisang kemudian banting setir ke penyedia jasa desain grafis seperti pembuatan sertifikat, kartu identitas, spanduk dan sebagainya. Saat mendapat amanah sebagai ketua panitia Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), ia memanfaatkan kesempatan itu untuk meraup keuntungan. Dari kegiatan LDK, semua produk desain dirancang atas nama Ans.
Kesibukannya di dunia bisnis, membuatnya semakin tertarik dengan berbagai jenis usaha. Mantan Presiden BEM KEMA FK Unhas ini bahkan merambah ke bisnis penjualan power bank hingga akhirnya mendirikan Anscorporation pada tanggal 6 Juni 2016. Masa itu, ia masih menjalani kuliah semester tiga.
Memilih untuk mendirikan usaha kursus bukannya tanpa alasan, saat ia masih duduk di bangku kelas tiga SMA, Anci sempat bergabung di sebuah bimbel. Dari situlah ia kemudian bercita-cita menjadi mentor. “Namun, tak sempat jadi mentor, saya mendirikan sebuah bimbingan belajar sendiri di tanah kelahiran, Maros”. Ujarnya, Rabu (8/5)
Meskipun jiwa bisnisnya telah hadir sejak kecil, lelaki kelahiran 11 Desember 1998 ini lebih memilih untuk kuliah di jurusan Kedokteran. Selain karena dorongan kedua orang tua, menjadi seorang dokter merupakan cita-citanya sejak masih sekolah dasar. Alhasil, ia berhasil masuk jurusan Kedokteran Umum Unhas melalui jalur SNMPTN dan kini melaksanakan tahapan Koas di salah satu rumah sakit di Makassar.
Terdaftar sebagai penerima Beasiswa Bintang Rektor Jilid 1 dan 2 dan Beasiswa PPA tahun 2017/2018 dan 2018/2019, menuntutnya untuk terus menjaga nilai akademik.
“Meski nilai sempat menurun di semester tiga, namun saya tetap bisa mengejar ketertinggalan dengan hasil yang maksimal dan menjadi salah satu lulusan di Jurusan Kedokteran Unhas dengan nilai Cumlaude pada Maret 2019 kemarin”, paparnya.
Tak hanya unggul di bidang akademik, Anci juga aktif dalam organisasi dan beberapa kepanitiaan, di antaranya Ketua Bakti Sosial KEMA FK Unhas, SC LK1 BEM KEMA FK Unhas, Koordinator Departemen Kebijakan Publik (KP) FK Unhas, Anggota Kementerian PSDM BEM FK Unhas, Ketua P2KBN FK Unhas, dan lainnya.
Menjadi seorang akademisi, aktivis, dan pengusaha bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terutama dalam manajemen waktu. Baginya, disiplin adalah kunci agar tetap dapat melaksanakan tanggung jawab yang diembannya. Sempat terhambat restu orang tua, tidak menyurutkan semangatnya mendirikan Anscorporation.
“Mereka khawatir saya akan mengabaikan tugas kuliah dan akhirnya melarang untuk bergabung dalam organisasi. Tapi saya telah berjanji kepada mereka, saya akan tetap mendapat nilai akademik dan bisa membuktikannya”, terangnya dengan senyum terlukis di bibirnya.
Selain disiplin waktu, prinsip hidup yang dipegangnya sejak dulu adalah hidup mandiri tanpa membebani orang lain. Prinsipnya itu ia terapkan ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Setiap kali menginginkan sesuatu, ia akan berusaha sendiri sampai apa yang diinginkannya terwujud tanpa menyusahkan orang tua.
Kesibukannya sebagai pengusaha dan menuntut ilmu tidak membuatnya lupa dengan Sang Pencipta. Selain ilmu duniawi, ia juga mendalami ilmu agama dengan mengikuti pelatihan Islamic Basic Study M2F FK Unhas pada tahun 2015 dan 2016. Menurutnya, selain menjadi akademisi dan aktivis, mahasiswa juga mesti menjadi agamais. “Mahasiswa gunakanlah idealismemu untuk memberikan manfaat kepada orang lain dan bercita-citalah menjadi tiga prototype yang tadi yaitu akademis, aktivis dan agamais”, tutupnya.
Fatimah Tussahara
Discussion about this post