Bentrok yang terjadi antara Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) dan Fakultas Peternakan (Fapet) pada 16-17 Maret lalu membuat Senat Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Peternakan (Sema Kema Fapet) Unhas mengeluarkan siaran pers yang dirilis pada Selasa (21/3).
Dalam siaran pers tersebut, disampaikan mengenai kronologi kejadian penyerangan yang dilakukan sekelompok orang di ruang rapat dan Sekretariat Sema Kema Fapet pada 16 dan 17 Maret.
Rombongan yang berjumlah sekitar 40-an orang mendatangi Sekretariat Sema Kema Fapet, lalu melakukan perusakan dengan memukul delapan buah kaca jendela dan dua meja yang terbuat dari keramik dengan menggunakan linggis serta melempar dengan batu dan botol minuman keras (Miras), pada pukul 04.15 Wita, Kamis (16/3).

Akibat dari penyerangan tersebut, terdapat tiga mahasiswa yang mengalami luka ringan dan satu luka berat di tangannya.
“Peristiwa pada subuh hari itu membuat teman saya, Iksan harus menerima sepuluh jahitan dibagian tangannya akibat terkena pecahan kaca,” tutur Ketua Sema Kema Fapet, Muh Aswad saat ditemui di depan Dekanat Fakultas Peternakan, Selasa (21/3).
Lebih lanjut, ia menerangkan kejadian yang terjadi subuh hari tersebut merupakan buntut dari kejadian masuknya 10 orang ke pelataran sekretariat lembaga mahasiswa perikanan dengan menggunakan senjata tajam serta memukul mahasiswa perikanan pada 16 Maret pukul 02.00.
Pihak Peternakan menganggap salah satu dari 10 orang tersebut adalah mahasiswa FIKP Angkatan 2016, berinisial KZD. Namun saat dikonfirmasi ke Ketua Keluarga Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan (KEMAJIK), Muhammad Alif Ramadhan. Ia menjelaskan bahwa tidak ada mahasiswa ilmu kelautan yang tergabung dalam rombongan tersebut.
“Saya bisa pastikan kalau tidak ada mahasiswa ilmu kelautan yang ikut serta dalam rombongan tersebut, dan tuduhan ke Kak KZD itu salah karena saat kejadian, ia sedang tidur di sekretariat,” ungkapnya saat diwawancara di depan kantor Polrestabes Makassar, Selasa (21/3).
Kamis pukul 12.00 Wita, Aswad menjalin komunikasi dengan mahasiswa FIKP yang salah satunya adalah KZD. Pertemuan itu dilakukan karena pada penyerangan subuh tersebut, mahasiswa peternakan yang melakukan pengejaran melihat rombongan penyerangan tersebut berlari kearah FIKP.
“Saya sempat ke FIKP untuk menanyakan apa maksud dan tujuannya, mereka bilang kalau yang melakukan penyerangan itu bukan dia. Sehingga kita sepakat untuk tidak melanjutkan permasalahan tersebut (berdamai),” ungkapnya.
Tetapi hal yang berbeda diungkapkan oleh Muhammad Alif Ramadhan, dia menepis bahwa tidak ada pertemuan yang dilakukan siang itu.
“Tidak pernah ada pembahasan soal hal itu dengan teman-teman dari Peternakan,” tuturnya.
Menjelang maghrib, bentrok akhirnya pecah antara FIKP dan Fapet dengan saling lempar-melempar menggunakan batu. Menurut Aswad, kejadian bermula ketika tiga orang yang tidak dikenal menyerang mahasiswa FIKP yang sedang bermain sepak bola di Lapangan Serba Guna FIKP.
Sehingga anak FIKP mengambil kesimpulan bahwa yang melakukan tindakan tersebut adalah mahasiswa Fapet, sehingga mendorong mahasiswa FIKP untuk mengeroyok salah satu mahasiswa Fapet Angkatan 2021, Wahyu yang baru saja selesai asistensi umum.
“Motornya dicegat dan Wahyu pun dinjak-injak. Itu yang membuat teman-teman peternakan langsung turun,” jelasnya.
Lain halnya dengan Aswad, kronologi yang berbeda diungkapkan oleh Alif. Ia menjelaskan tiga orang yang disebut dalam siaran pers Sema Kema Fapet itu adalah korban yang terkena lemparan saat menonton pertandingan sepak bola.
“Mereka sedang nonton sepak bola dan tiba-tiba ada massa yang datang melempar batu. Sehingga kami cepat-cepat mengevakuasi teman-teman ke koridor,” tandasnya Alif.

Tidak berhenti sampai disitu, pada Jumat (17/3) pukul 15.30 Wita, lagi-lagi sekelompok massa menyerang Ruang rapat Sema Kema Fapet dengan menggunakan bom molotov dan batu. Kejadian tersebut dibenarkan Dekan Fakultas Peternakan, Dr Syahdar Baba SPt MSi.
“Pelemparan bom molotov itu benar terjadi, saya sementara jadi imam shalat ashar ketika tiba-tiba terdengar suara letusan dari arah sekretariat Sema Fapet,” ucapnya saat ditemui di ruangannya, Selasa (21/3).
Saat dikonfirmasi terkait keterlibatan mahasiswa FIKP dalam penyerangan Jumat sore itu, Alif menegaskan pernyataan itu tidak benar adanya.
“Itu adalah provokator yang mengatasnamakan dirinya anak FIKP,” jelasnya.
Agif
Discussion about this post