Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), mengadakan Webinar bertemakan Tips Publikasi Tulisan Ilmiah Populer. Kegiatan tersebut berlangsung melalui aplikasi Zoom, Kamis, (23/7).
Dimoderatori Alumnus UKPM Unhas dan merupakan Dosen FKM Universitas Muslim Indonesia, Harpiana Rahman. Mengundang narasumber yaitu Dosen FKM Unhas juga Eisenhower Fellow (Global Program 2019), Sudirman Nasir serta Manager Produksi (Redaktur Pelaksana) Harian Tribun Timur, AS Kambie.
Melalui sesinya, pemateri pertama, Sudirman Nasir menyampaikan tentang pentingnya seseorang menulis. “Kita mengenang kata bijak mengapa kita harus menulis. Lisan itu rapuh atau bersifat sementara, sedangkan skrip yang berasal dari kata skripsi itu bertahan lebih lama,” katanya.
Sambil melempar pertanyaan terbuka, ia mengatakan “Jadi mengapa kita harus repot-repot menulis ilmiah populer?” kemudian ia kembali menjawab, cepat atau lambat itu akan menghasilkan sesuatu. Misalnya memperoleh beasiswa dan jalan-jalan ke luar Negeri.
Selanjutnya, Sudirman memberikan tips cara menemukan topik yang akan dibahas dalam tulisan, seperti memulai dari apa yang disenangi. “Kita menulis apa yang kita memang suka, yang dibutuhkan oleh publik, aktual dan urgen. Contohnya tentang Covid-19 yang masih tetap aktual tapi terlalu luas. Maka dari itu, kita harus banyak membaca dan berpikir hingga menemukan sudut pandang yang unik,” jelasnya.
Lebih lanjut ia kembali memberikan beberapa tips menulis. “Kita harus konsisten, menyelam dan mengumpulkan data, membuat outline/ perencanaan, membuat judul yang menarik, kalimat jelas dan tidak terlalu panjang, editing (Menempatkan diri kita sebagai pembaca), jangan menganggap enteng typo, jangan takut memotong kalimat, jangan plagiarism, dan paragraf 1 dan 2 harus nyambung,” pungkasnya.
Selanjutnya, pemateri kedua dibawakan AS Kambie, ia membahas mengenai teknis-teknis untuk menembus meja redaksi.
“Awalnya kita selektif terhadap tulisan opini-opini yang masuk, seperti panjang tulisan, ide tulisannya, judulnya, dan penulisnya. Namun setelah ada media online, maka panjang tulisan sudah tidak terlalu diperhatikan karena online dapat memuat itu,” jelasnya.
AS Kambie, juga memberi motivasi ke peserta agar tidak berhenti menulis dan memastikan tulisan yang dimulai dapat diselesaikan. “Jangan berhenti menulis, sebelum tulisan itu selesai. Sebelum memulai menulis, tulisan itu sudah harus selesai di dalam otak kita,” katanya.
Terakhir saat menyampaikan closing statement, ia mengatakan peserta sebaiknya memiliki penulis idola, agar bisa belajar menulis dari mereka. “Pilihlah idola yang baik, rajin baca tulisannya, sehingga kita juga bisa menulis sepertinya,” tutupnya.
M127
Discussion about this post