Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (HMPT Faperta Unhas) menggelar Seminar Nasional Perlindungan Tanaman 2018 di Auditorium Prof Amiruddin, Fakultas Kedokteran. Seminar ini merupakan program kerja rutin dari Badan Pengurus Harian HMPT Faperta Unhas yang diadakan sejak tahun 2017. Kali ini, tema yang diangkat ialah “Pestisida dan masa Depan Bangsa”.
Kegiatan tersebut dibuka dengan penampilan tari 4 etnis kemudian dilanjutkan dengan laporan ketua panitia dan sambutan-sambutan oleh Ketua Himpunan HMPT Faperta Unhas, Ketua Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Dr. Ir. Meliana. Mp, dan sambutan oleh Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Hasanuddin yang sekaligus membuka acara dengan resmi, Dr Ir Abdul Rasyid Djalil.
Dalam sambutannya, Meliana menjelaskan keadaan di Indonesia yang sangat dominan dalam penggunaan pestisida sebagai pembasmi hama pada tumbuhan.
“Memang benar pestisida itu dibolehkan, namun kedudukannya itu sebagai alternatif terakhir dalam pengendalian hama pada tanaman,”ucapnya, Selasa (25/4).
Lebih lanjut ia mengatakan kenyataan yang ada di lapangan, pestisida untuk pengendalian secara kimiawi justru dijadikan alternatif pertama oleh petani-petani di Indonesia. Padahal jika dilihat dampaknya ini sangat berbahaya.
Acara ini menghadirkan 3 orang pemateri yaitu General Manager PT. Agricon Putra Citra Optimal Terminix Indonesia, Ir. Awaluddin Sarmidi, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan Badan Karantina Pelatihan Indonesia, Dr. Ir. Arifin Tasrif, M. SC dan Dosen Fak. Pertanian Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Syilvia Sjam, MS. Kemudian dimoderatori oleh Ir. Ratnawati. MP.
Awaluddin dalam materi yang dibawakan menjelaskan bahwa pestisida sangat luas ruang penggunaannya di lingkungan kita sehari-hari. Oleh karena perlu diterapkan kebijakan pembangunan pertanian yang meliputi beberapa aspek, termasuk salah satu upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045. Hal ini dinilai akan berkorelasi positif terhadap potensi peningkatan kebutuhan pestisida.
Peserta seminar yang diselenggarakan oleh HMPT ini terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan tidak terbatas pada disiplin ilmu tertentu, terbuka secara umum serta dihadiri oleh akademisi-akademisi dari berbagai kalangan.
Saat ditemui identitas, Ketua Panitia, Ridwan mengungkapkan harapannya dengan terlaksananya kegiatan ini. Ridwan menjelaskan bahwa tema yang diangkat pada seminar kali ini sebenarnya bercermin dari program kerja Kementerian Pertanian, 2045 Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia.
Tetapi di lain sisi, pemerintah terus mensubsidi pestisida. “Kami sendiri di kampus diajarkan mendesain pertanaman dengan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu), konsep ekologi kembali ke alam, setelah keluar kami merasa ilmu kami tidak bermanfaat karena pemerintah terus mensubsidi pestisida yang tentunya bahaya dan dampaknya sangat besar,”jelasnya.
Lebih lanjut Ridwan mengungkapkan harapannya agar kedepannya pemerintah berhenti mensubsidi pestisida, dengan begitu pestisida akan sulit ditemukan sehingga petani akan beralih pada pestisida nabati, tidak lagi menggunakan pestisida sintetik dan perlahan akan kembali ke alam dengan menggunalan sistem ekologi, mendesain pertanaman. Sehingga ekosistem dan ekologi lingkungan yang sehat akan menghasilkan generasi emas, hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah yang bisa diwujudkan lewat pangan.
Reporter: Urwatul Wutsqaa
Discussion about this post