Ir Helmi Alinurgi Koto MS atau yang sering disapa Helmi adalah seorang dosen tidak tetap di Program Studi Keteknikan Pertanian (PSKP). Ia sering kali dianggap guru oleh para dosen di PSKP karena memiliki ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Helmi dikenal dengan istilah Anregurutta’. Julukan tersebut diberikan oleh dosen PSKP kepada Helmi. Dalam Bahasa Bugis berarti sosok yang bisa dijadikan sebagai panutan serta memiliki sifat layaknya seorang guru yang mampu menuntun dan memberikan arahan.
Latar belakang pendidikan terakhirnya ialah magister, tetapi jika berbicara mengenai ilmu, pengetahuannya begitu luar biasa. Bahkan dari segi keilmuan dapat dikatakan melebihi seorang profesor. Ketua Program Studi Keteknikan Pertanian , Dr Iqbal STP MSi mengaku sosok Helmi kerap kali membantu dosen lain untuk menjadi profesor.
“Sebelum orasi ilmiah, Pak Helmi banyak dijadikan sebagai tempat konsultasi oleh teman-teman Profesor,” ucap Iqbal ketika ditemui di ruangan Departemen Teknologi Pertanian, Senin (31/1).
Usia Helmi memang telah menginjak angka 76 tahun, tetapi semangat untuk tetap mengabdi masih terus membara dalam dirinya. Rasa antusias yang dimiliki tentu sangat patut untuk di contoh. Ia benar-benar seorang guru yang berjasa bagi orang-orang yang telah dibantunya.
“Jiwa yang dimilikinya betul-betul adalah jiwa seorang guru,” tutur Ketua Program Studi Keteknikan Pertanian itu.
Membantu dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan merupakan perilaku yang kerap kali melekat pada sosok Helmi. Membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan sudah hal yang selayaknya wajib ia lakukan seperti seorang Guru.
Bahkan diusianya itu, Helmi masih mengabdikan diri untuk mengajar beberapa mata kuliah. Pada semester akhir 2020/2021, ia mengajar di mata kuliah Metode Penelitian. Lalu di semester awal 2021/2022, Helmi kembali mengajar pada mata kuliah Pemrograman Komputer.
Tak hanya itu, Helmi nyatanya menjunjung tinggi sikap Sipakatau’ . Istilah tersebut berasal dari Bahasa Bugis yang artinya sikap saling menghargai. Ia menghargai para junior atau pun teman sebayanya.
Sosok yang menempuh pendidikan master di Institut Pertanian Bogor itu adalah salah satu pencetus terbentuknya Program Studi Keteknikan Pertanian. Awalnya program studi ini disebut sebagai Program Studi Mekanisasi pertanian yang berdiri pada tahun 1980 dan di bawahi oleh Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Kemudian sejak 1991 nama program studi tersebut berubah menjadi Program Studi Keteknikan Pertanian.
“Pak Helmi yang menyusun naskah akademiknya sehingga Mekanisasi Pertanian dapat menjadi Program Studi. Ia salah satu yang berjasa pagi Prodi Keteknikan Pertanian,” kata Iqbal.
Mekanisasi Pertanian dulunya bagian dari Program Studi Agronomi Budidaya. Akan tetapi terdapat hal mendasar yang akhirnya membuat mekanisasi pertanian berdiri menjadi sebuah program studi. Mekanisasi pertanian yang sekarang dikenal sebagai Keteknikan Pertanian lebih fokus pada penerapan prinsip-prinsip keteknikan dibidang pertanian. Seperti menciptakan peralatan atau teknologi yang dapat membantu petani saat budidaya tanaman. Sedangkan pada Program Studi Agronomi berfokus pada budidaya tanaman.
Andi Aulya Valma Basyuni
Discussion about this post