• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Biografi
  • Figur
    • Jeklang
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Biografi
  • Figur
    • Jeklang
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Sastra Resensi

Hidup Minimalis, Hidup Bahagia?

Editor Risman Amala Fitra
Januari 19, 2022
in Resensi
goodbye things

“Itulah diri saya yang dulu… Sekarang, saya paham perasaan wanita itu. Bukan daun gugur yang coba ia bereskan, Melainkan yang ia sapu adalah rasa malasnya sendiri……” Fumio Sasaki ~ Goodbye, Things

Apa kamu salah satu orang yang suka mengoleksi barang? Atau doyan membeli barang-barang baru? Buang kebiasaan itu sekarang. Ambil nafas sejenak dan perhatikan isi kamarmu. Mulai dari isi lemari, laci, kolong tempat tidur, rak buku atau isi kabin kamar mandimu sampai benda yang berserakan di lantai? Seberapa sering kau membutuhkannya ?

BacaJuga

Antara Profesionalisme dengan Kemanusiaan, Dilema Peran Fotografer Jurnalistik

Malas itu Mahal!

Sekumpulan pertanyaan ini,  mungkin membayangi jika menenggelamkan diri dalam buku  karya Fumio Sasaki, Goodbye, Things.

Beranjak dari kejenuhan hidupnya, ia mulai mencari solusi untuk menemukan kedamaian sejati, bertemulah ia dengan minimalisme. Pada bagian pengantar pun kita akan disuguhi foto foto transformasinya, dari rumah yang penuh barang sampai kekosongan tempat tinggalnya.

Awalnya, pria berusia 35 tahun tersebut adalah sosok yang sangat boros dan gemar mengoleksi barang.  Adapun, koleksinya meliputi, kaset film dan lagu, kamera analog lengkap dengan ribuan lembar film negatif, serta buku yang hanya jadi pajangan. Bahkan, ia memiliki PS3. Belum lagi, koleksi pakaian yang ia beli setiap kali jenuh dengan pakaian yang telah dipakainya lima kali. Hingga suatu ketika, ia sadar apartemennya terlalu kecil dan tak lagi mampu menampung perkakasnya. Kehidupannya makin awut-awutan, kesenangan memiliki barang baru mulai pudar.

Penulis asal Negeri Sakura ini menemukan, penyebab stress adalah banyaknya barang yang dimilikinya–utamanya timbul dari barang barang koleksinya. Piring kotor yang bertumpuk, rak buku yang tak lagi muat, koleksi kamera analog, dan pakaian baru yang mulai usang. benda-benda ini mengeluarkan semacam tuntutan untuk dipertanggungjawabkan. Benda  pun berbalik menguasai.

Salah satu yang terburuk dan kondisi yang muncul adalah, stress. Berujung pada kehilangan motivasi dan semangat hidup. Terus membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Tiba-tiba uang menjadi segalanya.

Kini, setelah menerapkan hidup minimalis, ia mampu berdamai dengan dirinya sendiri. Tak pernah lagi mengucilkan diri, menjadi sosok yang rajin, bersih, dan selalu bersyukur.

Beberapa tips yang dibagikan dalam buku setebal 214 halaman tersebut, yakni : Pertama, Saat berusaha menjadi minimalis, kamu bisa saja bimbang untuk menyingkirkan barang-barangmu karena berbagai alasan. Hal yang harus kamu lakukan, adalah jangan pernah goyah.

Kedua. Jangan berpikir untuk menambah barang lagi, apalagi jika yang kamu punya belum rusak sama sekali.

Ketiga, berhentilah terlalu banyak mengenang masa lalu, walaupun itu adalah kenangan manis. Sebetulnya, memori tersebut akan abadi bersamamu, bersama benda-benda yang kamu simpan sekarang. Benda-benda itu bisa jadi ada disampingmu sekarang, menahan dirimu untuk selalu berada di zona nyaman.

Empat, Biarkan yang kosong tetap kosong. Salah satu keunggulan yang ditawarkan, terbitan Kompas Gramedia ini disajikan dengan apik bersama kiat-kiat menyingkirkan barang.

Sayangnya, membaca buku ini bisa membuat kita memandang negatif pada gaya hidup orang lain. Bahasannya sedikit menghakimi orang-orang memiliki pola hidup yang sebaliknya. Ini dapat menimbulkan persepsi bahwa ‘hanya orang miskin dan  kesepian yang cocok’ menerapkannya.

 Namun, penulis mampu  melenyapkan stigma  tersebut, seakan memberi frasa baru, ‘ jika kau belum hidup kehilangan (membuang), kau belum hidup’.

Yang lebih apik lagi adalah, pikiran kita disadarkan untuk fokus memilih tujuan, “jika jawabannya bukan ‘sangat butuh’ katakan TIDAK”, ungkapan ini tertera di halaman 105 tips ke-51.

Memanfaatkan teknologi pun bisa menjadi opsi memulai hidup minimalis, seperti fungsi laptop dan gadget yang mencakup TV, radio selain mampu menyebarkan informasi, kedua benda tersebut bisa menjadi sarana hiburan yang hemat.

Sayangnya, perlu dipahami pula, jika hidup minimalis bukanlah tujuan dari hidup seseorang, hanya salah satu jalan. Jika ditafsirkan pun, tak ada definisi pasti minimalisme. Bisa dikata, keadaan saat kamu menyadari kebutuhanmu dibanding keinginan semata, dan membatasi diri dari nafsu memilikinya, itu akan menjadi definisi yang tepat.

 

Oktafialni Rumengan

Tags: fumio sasakiHasanuddin Career Program 2021hidup minimalisIdentitas Unhaskompas gramediaoktafialni Rumenganresensi
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Kukuhkan Guru Besar, Dwia Harap FF Tingkatkan Kontibusi di Bidang Farmasi

Next Post

Berdayakan UMKM Desa Topejawa Melalui Pendampingan Internet Marketing

Discussion about this post

Trending

Lagi, Mahasiswa Unhas Alami Pelecehan Seksual

Lagi, Mahasiswa Unhas Alami Pelecehan Seksual

Mei 14, 2022
0

Intip Serba-serbi UTBK SBMPTN Unhas 2022

Intip Serba-serbi UTBK SBMPTN Unhas 2022

Mei 17, 2022
0

Kebutuhan mahasiswa baru

10 Perlengkapan Mahasiswa Baru 2021 yang Harus Dimiliki

Juni 17, 2021
0

Cari Dana Acara Jangan Ngemis di Jalan, Ini 5 Cara yang Lebih Kreatif

Cari Dana Acara Jangan Ngemis di Jalan, Ini 5 Cara yang Lebih Kreatif

Desember 28, 2017
0

Liputan Khusus

Semrawut Kabel Listrik Unhas

Magnet Politik Bernama Ikatan Alumni

Melirik Peran Alumni

Enam Dekade Ikatan Alumni

Lika-liku Bantuan Program Kampus Merdeka

Inovasi Belum Optimal

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2022 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Biografi
  • Figur
    • Jeklang
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In