• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Opini Cermin

Keberadaan Manusia untuk Mencari Makna Melalui Cinta

November 17, 2022
in Cermin, Headline
Keberadaan Manusia untuk Mencari Makna Melalui Cinta

Foto: Dokumentasi pribadi

Editor Anisa Luthfia Basri

“Manusia diselamatkan melalui cinta dan cinta itu sendiri,” Viktor Frankl.

Sebagai insan yang memiliki akal, tentunya kita berada di Bumi ini dengan alasan, tujuan, dan seharusnya, dengan makna. Jika belum paham, makna yang dimaksud adalah suatu ‘hal’ yang bisa membuat manusia bertahan dalam setiap penderitaan dan kesulitan. Tentu, penderitaan menjadi salah satu hal yang pasti ada di kehidupan setiap manusia.

BacaJuga

Ketua Pengawasan Keamanan Unhas Ungkap Kronologi Bentrok FIKP dan Fapet 

Pengaderan dengan Kekerasan, Sosiolog Unhas: Bagaikan Lingkaran Setan

Mengapa membahas ini? Menurut penulis, manusia yang tidak memiliki makna bisa dikatakan orang yang tak ‘hidup’. Ia mudah tergiur dengan pahitnya kehidupan, lantas apakah manusia seperti itu dapat bertahan untuk menghadapi kencangnya ombak?

Menjalani hidup begitu-begitu saja tanpa memiliki arah merupakan suatu hal yang sangat fatal bagi manusia. Tentunya kita semua pernah berpikir atau setidaknya coba untuk merenung dengan sebuah pertanyaan, “Buat apa saya hidup dan sebenarnya apa yang saya harus lakukan di Bumi ini?”

Sebagian orang mungkin mengatakan hidup untuk mencari uang atau hidup untuk berbakti kepada orang tua. Tapi ada sekelompok dari populasi tersebut mengaku hidup karena cinta. Permasalahan cinta pasti membuat orang sedikit risih karena teringat dengan masa lalu mereka, tapi dalam konteks ini cinta bukanlah hanya sekedar saling menyukai atau saling menyayangi, tapi lebih dari itu.

Cinta bukanlah sekedar saling menyukai atau saling memberi, artinya melebihi itu. Pemahaman tentang cinta sebenarnya sangat sulit disatukan karena setiap orang memiliki pandangannya tersendiri terhadap konsep cinta. Namun, tidak ada yang salah atau benar dalam masing-masing konsep tersebut.

Seorang psikatri, Viktor Frankl membukukan pengalamannya sebagai salah satu tawanan yang harus bertahan di kamp-kamp konsentrasi Nazi. Tak perlu ceritakan panjang lebar namun pada intinya, sekuat apapun manusia itu, tentunya hanya sedikit yang dapat keluar dari kamp tersebut dengan akal yang sehat. Penderitaan dan penyiksaan yang ia alami adalah hal-hal yang sangat menyeramkan. Jika para pembaca ingin mencari lebih tahu, bukunya berjudul “Man’s Search for Meaning”.

Menceritakan sedikit tentang Viktor, saat ia dipindah dalam kamp konsentrasi, ia sudah berkeluarga dengan istri yang kala itu masih hamil dan masih hidup dengan orang tua dan kakak. Dalam bukunya ia menceritakan mengapa dapat bertahan dalam penderitaan. Alasannya ia bertahan karena keluarganya. Ia memandang bahwa cinta tidak dibatasi oleh jarak, karena selama ada waktu luang, ia dapat merasakan hangat kasih dari sang keluarga seperti istrinya.

Namun saat keluar dari kamp, semua hal berubah. Tak lagi ada istrinya dan hampir semua anggota keluarganya telah dibunuh. Lantas apa yang ia alami dijadikan sebuah jawaban untuk pertanyaan yang selalu ada di pikirannya. Menurutnya, kita dapat menemukan makna dalam hidup kita dengan tiga cara: 1) dengan membuat sebuah karya atau melakukan suatu perbuatan; 2) dengan mengalami sesuatu atau berjumpa dengan seseorang; dan 3) mengambil sikap terhadap penderitaan yang tak dapat dihindarkan.

Yang ingin ditekankan disini adalah poin kedua. Viktor sendiri elaborasikan bahwa cinta hanyalah salah satu cara untuk memahami seseorang. Tidak ada siapapun yang dapat memahami esensi sebagai manusia tanpa cinta. Melalui cinta, ia memiliki kemampuan untuk melihat sifat dan fitur pada sosok yang ia cintai, bahkan dapat menemukan potensi di dalam dirinya sendiri yang belum disadari. 

Penulis menyadari bahwa sebenarnya, bisa dikatakan masa mahasiswa semestinya belum merasakan cinta sesungguhnya. Namun jika lahir dan dibesarkan kepada keluarga yang harmonis, maka orang tersebut dapat memahami cinta sesungguhnya karena cinta yang paling pertama adalah kepada kedua orang tua. Cinta yang tak mengenal jarak, tenaga, maupun dari waktu yang telah mereka menghabiskan. Seperti yang digambarkan dalam sebuah bait lagu “cinta sejati yang bisa memberi tanpa harus menerima.” Maka menurut penulis, hal tersebut adalah cinta sesungguhnya. 

Penulis sangat mengapresiasi orang-orang yang hidup untuk membahagiakan orang tua. Karena mereka merasa bahwa selama ini yang membesarkan mereka dengan setulus cintanya tanpa kenal lelah adalah orang tua. Walaupun seumur hidup berusaha membalas cinta mereka, hanya sebanding dengan setetes air dalam lautan.

Penulis berharap, dengan adanya tulisan ini, para pembaca jangan menyepelekan pencarian makna dalam kehidupan kalian. Karena pada intisarinya, jika Viktor Frankl dalam penderitaan dan penyiksaan yang ia alami dapat menemukan makna untuk hidup. Mengapa kita tidak bisa mencari makna dalam hidup sendiri? Salah satu metode tersebut yakni dengan mencari makna dalam cinta dan melalui cinta itu sendiri.

Muhammad Alif

Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Program Studi Ilmu Kelautan

Angkatan 2019

sekaligus Reporter PK identitas Unhas Tahun 2022

Tags: CerminInspirasimotivasiUnhasUniversitas Hasanuddin
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Diskusi BEM KMFIB Unhas: Logika sebagai Dasar Mahasiswa dalam Berpikir

Next Post

Rayakan Dies Natalis ke-15, Farmasi Unhas Hadirkan Sidang Senat Terbuka

Discussion about this post

Trending

Surat edaran mengenai pemberlakuan jam malam. Sumber: Tangkap layar.

Unhas Terapkan Jam Malam, Aktivitas Dibatasi Hingga Pukul Enam Sore

Maret 18, 2023
0

Ilustrasi orang tawuran. Sumber: IDENTITAS/Rizka Ramli

Empat Hari Pasca Bentrok, Sema Kema Fapet Unhas Rilis Siaran Pers

Maret 22, 2023
0

Mahasiswa saling lempar batu saat bentrok. Sumber: IDENTITAS/Arf

Buntut Bentrok Dua Fakultas, Aktivitas Akademik Secara Daring di FIKP Diperpanjang

Maret 19, 2023
0

Mahasiswa tersangka kasus pengroyokan dan tawuran antar fakultas di Unhas. Sumber: IDENTITAS/Zpt

Polisi Tetapkan Delapan Tersangka Kasus Pengeroyokan Bentrok Antar Fakultas di Unhas

Maret 20, 2023
0

Liputan Khusus

Lembaga Pusat Peningkatan Reputasi, Jembatan Unhas Menuju Kelas Dunia

Mahasiswa Asing Terkendala Bahasa Indonesia

Dampak Traumatis Akun Kampus Cantik

Posting Gambar Beresiko jadi Korban Kekerasan Seksual

Menyingkap Tabir Akun ‘Kampus Cantik’

K3 Harus Jadi Budaya di Kampus!

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2023 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In