• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Headline

Kisah Pilu Orang-orang Oetimu

Januari 18, 2020
in Headline, Resensi
Kisah Pilu Orang-orang Oetimu

Istimewa

Editor Khintan

Sebuah cerita fiksi tentang orang-orang Oetimu dengan segala kepelikan dan cerita pilunya.

Buku orang-orang Oetimu meninggalkan kesan menyenangkan saat membacanya. Penulis, Felix K. Nesi, menghiasi cerita dalam novel ini dengan humor yang sedikit dewasa. Oleh sebab itu, terdapat kode 19+ pada sampul bagian belakang buku ini.

BacaJuga

Ketua Pengawasan Keamanan Unhas Ungkap Kronologi Bentrok FIKP dan Fapet 

Pengaderan dengan Kekerasan, Sosiolog Unhas: Bagaikan Lingkaran Setan

Tak hanya humor, novel etnografis tersebut dapat memberikan gambaran dan khasanah pengetahuan baru terkait kehidupan orang-orang di Oetimu, suatu wilayah di pelosok Nusa Tenggara Timur. Semisal, kecintaan mereka pada minuman sopi. Sopi merupakan minuman khas Oetimu yang dibuat dari sulingan lontar. Kekhasan itu diperlihatkan dalam penceritaan beberapa tokohnya.

Salah satu tokoh dalam cerita ini, Am Siki, diceritakan sebagai keturunan lontar. Kakek buyut, ayah, dan keluarga lainnya meninggal dengan cara yang sama yakni jatuh dari pohon lontar. Kelak, Am Siki juga mati dengan cara yang sama. Am Siki merupakan pria sebatang kara. Dia diceritakan sebagai sosok yang telaten mengumpulkan nira dan mengolahnya menjadi sopi.

Seiring cerita berjalan, karakter Am Siki berkembang menjadi sosok yang sangat dihormati oleh masyarakat sekitarnya. Ia dikenal masyarakat sejak aksinya membebaskan para pekerja paksa dari tentara Jepang. Namun dibalik namanya yang masyhur, Am Siki tidak menganggap dirinya pahlawan. Tindakan melawan tentara Jepang ia lakukan semata-mata hanya untuk menyelamatkan kuda betina kesayangannya yang sering digilir dan diperkosa secara biadab oleh tentara Jepang.

“Saya membunuh bukan untuk menyelamatkan Bangsa, tetapi untuk menyelamatkan kuda saya,” tegas Am Siki pada kutipan di halaman 33.

Di sisi lain, Am Siki yang mencintai budaya orang-orang Oetimu, bersedih hati ketika  orang-orang asing itu datang silih berganti. Mereka dipaksa untuk mempelajari bahasa Indonesia yang kala itu telah meraih kemerdekaan. Ya, latar waktu yang digunakan ialah saat masa penjajahan hingga Indonesia merdeka.

Lalu, di masa orde baru muncul tokoh Maria. Maria dikisahkan sebagai seorang mahasiswi aktif dalam menentang pemerintahan Presiden Soeharto pada masanya. Ia geram dengan tindakan kesewenang-wenangan para pemegang kekuasaan dan kelicikannya dalam mengambil hak rakyat. Namun, aksinya selalu gagal dan berujung hilangnya teman-teman aktivis senasib seperjuangannya. Ia juga tidak percaya dengan gereja yang hanya membahas urusan tuhan.

Maria merupakan sosok yang sangat memberontak, hal yang paling naas dalam hidupnya ketika dua orang yang dicintainya, anak dan suaminya, meninggal terlindas mobil tentara yang uring-uringan mengendarai mobil tentara. Bukannya bersimpatik, masyarakat malah menyalahkan suami dan anaknya karena menghalangi jalan para tentara. Hingga akhirnya ia putus asa dan muak terhadap hidup. Ia memutuskan menemui anak dan suaminya lebih cepat dari yang tuhan rencanakan.

Buku setebal 213 halaman ini juga menceritakan percintaan antara Silfy dan Sersan Ipi. Dua muda-mudi itu tak sengaja bertemu saat Silfy pindah ke Oetimu. Gadis jelita nan cerdas tersebut menjadi incaran hampir seluruh lelaki yang ada di Oetimu. Namun, Silfy memilih Sersan Ipi, anak lelaki yang dirawat Am Siki sejak kecil.

Mereka berencana menikah dan mengumumkan niat suci itu di depan sejumlah warga yang datang ke pos sekaligus tempat tinggal Sersan Ipi. Malam itu sedang ada nonton bareng pertandingan sepak bola dunia. Seperti biasa, orang-orang di Oetimu khususnya para pemuda akan berkumpul dan menonton bersama. Lalu, apakah mereka berdua menikah atau tidak, ya? Sila temukan jawabannya di novel yang berhasil menjadi pemenang 1 sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2018.

Kelebihan buku ini terletak pada cara penulis bercerita dengan gaya bahasa yang santai. Sehingga pembaca dapat mengikuti kisah dan alur cerita yang disampaikan. Buku ini cocok bagi kamu yang bosan dengan penceritaan yang pusatnya di Jawa atau Jakarta alias Jawasentris. Karya fiksi ini dapat mengantarkan mu ke sudut pandang lain kisah kebudayaan, manusia, dan segala kisah tragisnya. Selamat membaca!

Badaria

Tags: Resensi Buku
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Pengisian KRS Resmi Pakai Portal Baru

Next Post

Mahasiswa KKN Desa Pa’batangan Gelar Seminar Business Plan

Discussion about this post

Trending

Surat edaran mengenai pemberlakuan jam malam. Sumber: Tangkap layar.

Unhas Terapkan Jam Malam, Aktivitas Dibatasi Hingga Pukul Enam Sore

Maret 18, 2023
0

Ilustrasi orang tawuran. Sumber: IDENTITAS/Rizka Ramli

Empat Hari Pasca Bentrok, Sema Kema Fapet Unhas Rilis Siaran Pers

Maret 22, 2023
0

Mahasiswa saling lempar batu saat bentrok. Sumber: IDENTITAS/Arf

Buntut Bentrok Dua Fakultas, Aktivitas Akademik Secara Daring di FIKP Diperpanjang

Maret 19, 2023
0

Mahasiswa tersangka kasus pengroyokan dan tawuran antar fakultas di Unhas. Sumber: IDENTITAS/Zpt

Polisi Tetapkan Delapan Tersangka Kasus Pengeroyokan Bentrok Antar Fakultas di Unhas

Maret 20, 2023
0

Liputan Khusus

Lembaga Pusat Peningkatan Reputasi, Jembatan Unhas Menuju Kelas Dunia

Mahasiswa Asing Terkendala Bahasa Indonesia

Dampak Traumatis Akun Kampus Cantik

Posting Gambar Beresiko jadi Korban Kekerasan Seksual

Menyingkap Tabir Akun ‘Kampus Cantik’

K3 Harus Jadi Budaya di Kampus!

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2023 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In