Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan Benchmarking Pelatihan Pengembangan Kapasitas di Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, Jakarta pada Kamis-Sabtu (26-28/10).
Kegiatan ini dilakukan sebab diperlukannya penguatan kapasitas anggota Satgas agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Acara dibuka secara resmi oleh Inspektur Jenderal Kemendikbudristek sekaligus Ketua Kelompok Kerja PPKS di Bidang Pendidikan 2023, Dr Chatarina Muliana Girsang.
Pada kesempatannya, Chatarina mengatakan kegiatan ini dihadiri oleh Satgas PPKS Unhas dan Sekertariat PPKS Unhas. Satgas PPKS Unhas hadir lengkap yang terdiri dari tiga unsur yaitu dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
Sebagai narasumber utama, Chatarina kemudian menjelaskan setiap perguruan tinggi merupakan garda terdepan dalam upaya membebaskan kampus dari kekerasan seksual. Karenanya, harus terus dilakukan peningkatan kapasitas Satgas sebagai mandat dari peraturan yang telah dikeluarkan Kemendikbudristek yaitu kampus merdeka dari kekerasan.
Melalui kegiatan seperti ini, seluruh pihak khususnya Satgas PPKS diharapkan semakin memperdalam pengetahuan terkait PPKS melalui materi yang disampaikan. Selain itu, Satgas PPKS dapat saling berbagi praktik di kampus masing-masing sehingga terbentuk komunitas belajar yang saling menguatkan.
“Galilah ilmu sebanyak mungkin selama mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas Satgas PPKS ini dan teruslah bergerak bersama kami mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman dengan semangat Merdeka Belajar,” ucap Chatarina.
Lebih lanjut Irjen Dr Chatarina memberikan apresiasi kepada Sargas PPKS Unhas atas upayanya yang luar biasa. Berdasarkan laporan, Satgas PPPKS Unhas sudah mendorong koordinasi yang relatif intens dengan Pusat penguatan Karakter.
“Karena memang menjalankan Permen (Peraturan Menteri) Nomor 30 Tahun 2021 itu kita tampaknya harus saling merangkul”, ungkap dia.
Salah satu anggota Satgas PPKS Unhas dari unsur Dosen, Dr Ir Aslina Asnawi SPt MSi IPM Asean Eng mengaku mendapatkan banyak ilmu dari Benchmarking ini. “Kami banyak belajar terkait manajemen kasus, membuat rujukan atas sebuah kasus, kronologis, dan bagaimana juga membuat sebuah tindak lanjut,” ujar Aslina.
Yaslinda Utari Kasim