Gelombang pertama kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang meliputi Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Magang Bersertifikat, Kampus Mengajar, dan Studi Independen telah resmi selesai. Program PMM dan juga Magang Merdeka telah rampung pertengahan Januari 2022.
Program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) selesai akhir November 2021, dan Kampus Mengajar pada pertengahan Desember 2021. Meskipun begitu, program ini tetap menuai pro dan kontra di kalangan sivitas akademika.
Berdasarkan Panduan Operasional Buku (POB) bagi mahasiswa PMM, akan mendapatkan bantuan dari biaya transportasi tiket, biaya rapid antigen sebanyak 2 kali (pergi dan pulang) mengingat masa pandemi Covid-19, biaya kedatangan Rp 600.000, biaya hidup setiap bulannya Rp 700.000, biaya akomodasi Rp 500.000 setiap bulan, bantuan BPJS selama tiga bulan, dan juga bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maksimal sebesar Rp 2.400.000.
Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional yang mengikuti perkuliahan di Universitas Madura, Andi Syefa mengaku belum menerima beberapa bantuan. “Saya belum menerima dana akomodasi selama 3 bulan, tes swab kepulangan Rp 100.000, dan dana UKT Rp 2. 400.000 (masalah di kampus asal), total kurang lebih Rp 4.000.000 juta,” ucapnya, Selasa (8/02).
Begitu pun yang dialami, Aljabar mahasiswa prodi Manajemen yang ditempatkan di Universitas Gajah Mada. “Kalau yang belum cair itu bantuan UKT senilai Rp 2. 400.000 dan uang akomodasi Rp 1.500.000” jelasnya, Minggu (12/02).
Terhambatnya pencairan dana membuat mahasiswa sangat dirugikan, pasalnya awal kegiatan mereka mengharapkan pencairan dana akan berjalan tepat waktu. Nyatanya terhambat dari jadwal yang ditetapkan.
Biaya akomodasi di website resmi simonev, banyak mahasiswa yang telah mendapatkan bantuan sejak Oktober 2021, di samping masih terdapat mahasiswa yang belum menerima.
Masih ada mahasiswa yang hingga hari ini belum mendapatkan pengganti biaya rapid antigen-nya. Dibandingkan dengan mahasiswa lain, di website simonev dana tersebut sudah cair sejak awal Desember 2021. Dengan keterlambatan pencairan ini, mau tidak mau mereka menggunakan dana pribadi dan juga dari orang tua.
BACA JUGA : Salah Kaprah Kampus Merdeka
Mengenai pemotongan UKT, kedua mahasiswa ini tampak kompak mengeluarkan keresahannya. Pasalnya pada data yang mereka dapat di website simonev dan melalui informasi yang beredar digrup PMM Outbound Unhas status penerimaan bantuan ini telah sampai ke kampus sejak Januari. Sayangnya, belum ada tindaklanjut yang pasti mengenai hal tersebut.
Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang yang berada sama dengan Unhas pada tahap pertama pencairan UKT, telah mendistribusikan bantuan sejak pertengahan Januari 2022.
Tak hanya itu, Institut Teknologi Kalimantan juga telah mendistribusikan bantuan UKT, sejak 19 Januari. Meskipun kampus tersebut masuk ditahap 5 pencairan, bahkan Universitas Cokroaminoto, Palopo juga telah mencairkan bantuan sejak 5 Januari 2022.
“Sudah saya ambil bantuan UKT di kampus, lewat PIC,” ucap Eva salah satu peserta PMM yang berasal dari Universitas Widya Mandira, Rabu (26/01).
Telatnya dana Kampus Merdeka cair, memaksa mahasiswa harus menunggu. Hingga berujung mendapatkan kelas yang kurang peminat. “Waktu saya membayar UKT, saya dapat kelas yang bisa dibilang sisa,” ungkap Aljabar saat diwawancarai melalui Whatsapp, Minggu (12/02).
Tidak berbeda jauh dengan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, pada program KMMI juga memiliki masalah pada pencairan dana.
“Telatnya pencairan dana berdampak ke mata kuliah. Saya yang full praktikum tiap minggu membutuhkan banyak biaya, dan baru akhir perkuliahan cair itupun dibagi menjadi 2 sesi dan sesi terakhir cair saat selesai program,” ucap St. Rifdah Gusrianty R dari Faperta, Rabu (9/02).
BACA JUGA : Taktik Konversi SKS
Bila dilihat lebih lanjut, di website LPDP, mengenai bantuan UKT telah ada sejak Sabtu (17/12/2021). Kemudian, tertera LPDP akan mengirimkan bantuan ini ke nomor rekening mahasiswa khusus peserta PMM-DN atau pada kampus asal mereka sebelum 25 Desember 2021.
Pada 20 Desember 2021 telah tertera status “Diterima” pada keterangan UKT PMM pada akun mahasiswa Unhas yang mengikuti PMM-DN.
Hal ini mendapatkan balasan dari pihak kampus pada 7 Januari 2022, dikatakan bahwa untuk keperluan pencairan belum ada kabar. Meski Unhas sudah memenuhi berkas-berkas yang dibutuhkan, dan tetap menghimbau mahasiswa untuk tetap melakukan pembayaran UKT terlebih dulu. Agar nantinya akan dilakukan penggantian biaya sesuai yang dikeluarkan oleh mahasiswa (maksimal 2,4 juta).
Pada akhirnya, bantuan UKT ini telah diterima mahasiswa pengguna Bank BNI, pada 2 Maret 2022, dua hari kemudian didistribusikan ke mahasiswa di bank yang lain.
Setelah penantian yang cukup lama. Mahasiswa yang kerap disapa Syefa mengungkapkan harapannya ke depan agar person in charge (PIC) kampus bisa lebih dekat dan peduli terhadap permasalahan mahasiswa.
Menurutnya program Kampus Merdeka harus segera dibenahi. “Juga harus dibentuk skema dan kepanitiaan lebih jelas dan akurat mengenai masalah keuangan, memilih orang yang benar-benar siap bekerja” ungkap Syefa, Selasa (8/02).
Perlu diketahui selain bantuan UKT. Sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang belum mendapatkan bantuan dalam hal pemenuhan biaya saku, akomodasi, swab antigen, seperti yang dialami Syefa dan Aljabar. Nampaknya, pihak kampus sampai saat ini belum memberikan tanggapan yang pasti terhadap permasalahan tersebut.
Arf & Ci
Discussion about this post