Berawal dari ajakan sang ayah ke lapangan Softball, mengantar menjadi atlet timnas Softball hingga torehkan prestasi di kancah internasional
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Lebih kurang begitulah pepatah masa lampau yang masih diyakini sosok jejak langkah identitas kali ini. Ia adalah atlet timnas cabang olahraga Softball asal Unhas, Lucky Fidel Andi Pacellengi. Lucky sapaan akrabnya percaya bakat dan kesukaannya pada olahraga bola asal Amerika itu turun dari sang ayah yang juga hobi dengan permainan tersebut.
Awal sepak terjangnya di dunia Softball, ketika masih duduk di bangku SD. Kala itu, ia kerap kali diajak ayahnya latihan di lapangan. Keseringan mengikuti hobi ayahnya, membuat Mahasiswa Hukum angkatan 2016 ini juga ikut menyukai olahraga tersebut. Setelah memutuskan untuk fokus pada Softball, ia mulai berlatih dan pertama kali turun ke lapangan saat kelas satu SMP.
Pria kelahiran 8 Mei 1998 bercerita kecintaannya terhadap olahraga Softball sempat menurun dan beralih pada basket. Sempat vakum selama satu tahun, akhirnya putra dari pasangan Ir Ripuji dan Tris Asniati ini kembali ke dunia Softball. Ia mulai mengikuti lomba pada saat kelas dua SMA dan mulai mencatatkan namanya di berbagai kejuaraan antar sekolah. Dari tiga kali mengikuti pertandingan, dua di antaranya berhasil ia menangkan.
Tak hanya kejuaraan antar SMA, Lucky juga aktif pada kejuaraan antar klub. Setelah menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA,karirnya sebagai atlet ia mulai ketika berangkat ke Filipina. “Saya berangkat ke Filipina untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional XIX Jawa Barat (PON XIX JABAR) tahun 2016. Persiapan PON itu selama satu tahun, jadi saya ini menganggur satu tahun,” tutur Lucky.
Latihan-latihan yang dilakukannya tak sia-sia. Terbukti, ia telah berhasil membawa pulang medali emas pada kejuaraan itu. Tahun berikutnya, 2017, ia menyabet medali perunggu pada kejuaraan Junior Under-19 di Makassar. Setelah bergabung dalam timnas U-19, mahasiswa Fakultas Hukum Unhas ini juga berhasil meraih medali perunggu pada Kejuaraan Asia di Hongkong tahun 2017.
“Setelah kejurnas junior di Makassar, langsung lanjut Training Center (TC) atau pemusatan latihan sekitar dua minggu dan langsung timeberangkat ke Hongkong pada kejuaraan Asia,” terangnya.
Sepulangnya dari Hongkong, Lucky baru bergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Softball Unhas tahun 2018. Bersama kawan-kawannya di UKM, ia kembali menorehkan prestasi pada kejuaraan RedFox National Championship tahun 2019 di Bandung. Tak hanya itu, pria yang telah genap berusia 21 tahun ini kembali dipanggil mengikuti seleksi di Jakarta untuk ajang Southeast Asian Games (SEA Games) 2019 yang akan diselenggarakan di Filipina.
Seabrek prestasi tersebut, tak lepas dari dukungan orang tua dan kerja keras pelatihnya. Lucky menegaskan bahwa orang tua adalah orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya. Selanjutnya, adalah pelatihnya, Apole Rosales yang berasal dari Filipina.
“Dia yang latih saya lebih satu tahun dari kelas tiga SMA. Dia yang latih saya sampai bisa seperti ini dengan keras dan disiplin,” sambung Lucky.
Menjadi seorang atlet sekaligus mahasiswa bukanlah perkara mudah bagi Lucky. Mengatur waktu antara kuliah dan latihan cukup sulit dilakukan terlebih ketika ia harus ke luar kota untuk menjalani training.
Lucky memiliki harapan yang sangat besar. Sebagai atlet timnas, ia ingin membanggakan Indonesia dengan membawa pulang medali emas. “Target utamanya medali emas, sudah beberapa tahun perak terus. Terakhir, tahun 1997 emas, jadi itu ji target utamanya timnas softball,” tutupnya.
Muh. Irfan
Discussion about this post