Indonesia dianugerahi kawasan teritorial laut yang sangat luas. Inilah salah satu alasan Indonesia mendapat julukan negara maritim. Sebutan maritim telah melekat pada Indonesia, bahkan sudah mendunia.
Secara geografis, luas lautannya diperkirakan dua per tiga lebih besar dibandingkan luas daratan. Ribuan pulau terbentang dan berjajar dari Sabang hingga Merauke menjadikan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.
Keadaan geografis terus berubah, salah satunya ditandai dengan perubahan garis pantai. Berubahnya garis pantai tidak lepas karena faktor alam dan antropogenik. Hal ini dapat terjadi dengan waktu yang tidak bisa ditentukan.
Perubahan garis pantai merupakan proses tanpa henti yang dapat terjadi secara cepat maupun lambat. Inilah yang terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Maros Sulsel. Untuk mengetahui secara cepat dari perubahan garis pantai, maka dibutuhkan sebuah teknologi.
Berangkat dari situ, salah satu mahasiswa Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas Jordan Parenta, melaksanakan penelitian analisis perubahan garis pantai. Ia menggunakan teknologi penginderaan jauh. Tujuan dari penginderaan jauh adalah untuk menyadap data dan informasi dari citra foto dan nonfoto dari berbagai objek di permukaan bumi yang direkam oleh sensor.

Reporter identitas berkesempatan mewawancarai secara langsung Jordan, sang peneliti mengenai perubahan garis pantai. Wawancara dilakukan melalui telepon WhatsApp, 26 Agustus lalu.
Saat diwawancara, Jordan menuturkan kegunaan dari penelitian yang ia lakukan adalah untuk mendapatkan data dan informasi spasial mengenai perubahan garis pantai. Data yang didapatkannya itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan pengelolaan di wilayah pesisir Kabupaten Maros.
“Tujuan penelitian mengukur perubahan garis pantai wilayah pesisir Kabupaten Maros dengan memanfaatkan citra Landsat 7 tahun 2011 dan Landsat 8 tahun 2021,” ujar Jordan.
Lebih jauh, Mahasiswa Angkatan 2016 ini menjelaskan, teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang dapat memudahkan dan cepat untuk mengetahui perubahan terkini perubahan garis pantai. “Dengan memanfaatkan citra Landsat 7 tahun 2011 dan Landsat 8 tahun 2021 saya mencoba mengkaji perubahan garis pantai di Kabupaten Maros,” tutur Jordan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Arcgis 10.4.1, ENVI 5.3, Digital Shoreline Analysis System (DSAS) v4.3, Microsoft excel, Global Position System (GPS), dan kamera.
“Untuk bahan yang digunakan adalah data pasang surut, citra Landsat 7 akuisisi 21 September 2011 dan Landsat 8 akuisisi 16 Maret 2021, serta peta Rupa Bumi Indonesia (RBI),” tambah Jordan.
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data citra, pengolahan data citra Landsat 7 dan Landsat 8, perubahan tutupan lahan, ground truthing, dan analisis data. “Analisis data yang saya gunakan yaitu analisis Digital Shoreline Analysis System (DSAS) software untuk menghitung perubahan garis pantai secara otomatis, kemudian analisis tutupan lahan, dan uji akurasi,” jelas Jordan.
Melalui penelitian yang dilakukan, Jordan mengungkap, perubahan garis pantai sejak tahun 2011 hingga 2021 di wilayah pesisir Kabupaten Maros didapat dengan persentase abrasi sebesar 12 persen sedangkan persentase akresi atau sedimentasi sebesar 88 persen.
“Berarti persentase sedimentasi lebih besar dalam rentang waktu 2011 sampai 2021, sedangkan abrasinya kurang,” tambah Jordan.
Menurut Jordan, penelitian ini berfungsi agar masyarakat mengetahui perubahan pantai Kabupaten Maros. Ketika mengetahui perubahan garis pantai, maka dapat dengan mudah menganalisis dampak-dampak yang ditimbulkan.
“Misalnya jika terjadi abrasi kita bisa mencegahnya secara lebih luas dan untuk akresi itu sendiri kita harus mempertahankan akresi itu, apalagi akresi sangat bagus untuk wilayah pesisir,” ungkap Jordan.
Di Akhir wawancara, Jordan mengatakan sangat optimis dengan penelitian yang dilakukannya dapat berdampak besar ke masyarakat. “Semoga masyarakat pesisir atau elemen-elemen masyarakat dapat bersinergi untuk tetap menjaga kelestarian dan menjaga ekosistem yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Maros agar dampak negatif yang ditimbulkan oleh kerusakan dari lingkungan di daerah pesisir tidak terjadi lagi melainkan kita bisa sama-sama menjaga ekosistem itu sendiri,” harapnya Jordan.
Winona Vanessa HN
Discussion about this post