Produk plastik telah menjadi kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya. Sejak teknologi pembuatan plastik sintetis ditemukan pada 1907, pemanfaatannya berkembang luar biasa.
Namun plastik ini tidak dapat terurai dengan cepat, sehingga menyebabkan penumpukkan dan penimbunan limbah dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan.
Oleh sebab itu, diperlukan penanganan dan salah satunya adalah penggunaan produk plastik yang mudah terurai oleh mikroorganisme dalam waktu singkat (biodegradable) atau bioplastik.
Inovasi ini tidak menghasilkan senyawa yang berbahaya apabila ditimbun atau dibakar. Sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah karena hasil penguraian mikroorganisme dapat meningkatkan unsur hara.
Menyadari hal tersebut, tiga mahasiswa Unhas melakukan penelitian bioplastik yang memanfaatkan limbah serbuk kayu dan ampas rumput laut. Mereka adalah Indra Yuliana, Andi Bau Rezky Wahyuni Ardam dan Fahira Nurul Amalia.
Di bawah bimbingan Dr Suhasman SHut Msi, kelompok ini berhasil mendapat pendanaan dari Tanoto Student Research Award. Yuliana, sapaan akrabnya, berharap inovasi yang mereka buat dapat menjadi solusi ke depannya
“Kami berharap, bioplastik ini dapat menjadi salah satu solusi dalam menanggulangan pencemaran lingkungan akibat plastik yang sulit untuk terurai,” tuturnya.
Citizen Reporter