Di masa pandemi Covid-19, sarana dan fasilitas penunjang pembelajaran seperti gawai dan kuota internet tidak dimiliki oleh semua siswa. Selain itu, tidak semua orang bisa menguasainya teknologi tersebut. Begitulah yang dikatakan Ketua Umum Relawan Pendidikan Indonesia, Ahmad Yani Dzu Himmah SS M Pd pada Wabinar Nasional yang diadakan UKM KPI Unhas, Minggu (22/11).
“Saat ini pun, masih banyak daerah di Indonesia jaringan internetnya yang memadai,” ujarnya.
Ahmad melanjutkan, untuk menghadapi era adaptasi kebiasaan baru, yang dapat dilakukan adalah perubahan. Mulai dari diri sendiri, berlanjut ke gerakan lembaga, organisasi dan komunitas. Barulah kemudian bisa membuat perubahan pada sistem dunia pendidikan.
Pemateri berikutnya, Pegiat Pendidikan Direktur Manajer Id Next Leader, Indra Dwi Prasetyo S Pd M Ed menganjurkan untuk mengubah prespektif terkait pandemi. Meskipun di masa pandemi, lanjutanya, mesti tetap menuntut ilmu dengan giat agar menjadi lulusan yang berkompeten. “Dunia saat ini bukan kekurangan lowongan pekerjaan, akan tetapi kekurangan lulusan yang kompeten dan siap kerja,” tegasnya.
Di dunia pendidikan ,pandemi turut menuntut kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Daripada itu, menurut Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Dr H Muliono Caco MM M Kes dibutuhkan pengembangan strategi, kreatifitas dan inovasi untuk menghasilkan sebuah karya berkualitas yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Selain itu, untuk mengikis masalah pendidikan, berbagai program di kebiasaan baru turut digalakan. Dari One School One Inovation, pendidikan vokasi hingga simulasi kesiapan pembelajaran tatap muka,” akhirnya.
M118
Discussion about this post