Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan kelompok Maitara Selatan edukasi warga soal mitigasi bencana. Edukasi mitigasi bencana tersebut dikemas secara menarik melalui lagu dan permainan anak-anak.
Adapun, lagu diciptakan oleh mahasiswa sendiri dalam Bahasa Indonesia. Kemudian, diterjemahkan ke dalam Bahasa Tidore. Lagu yang berjudul ‘selamatkan diri’ itu pun dinyanyikan seraya bermain. Metodenya, adaptasi permainan tradisional domikado. Bedanya, lagu domikado diganti dengan lagu ‘selamatkan diri’.
Sebelum permainan dimulai, mesti ada kesepakatan tempat jalur evakuasi bencana seperti lapangan dan bukit. Bila terjadi gempa anak-anak harus lari ke ‘lapangan’. Sebaliknya, jika terkena tsunami, anak-anak mesti berlari ke ‘gunung’.
Setelah itu, permainan dimulai dengan metode domikado. Ketika lagu selesai, yang kena tepukan tangan akan masuk penjara. Lalu, yang lain melingkari ‘tahanan’ sambil menyanyikan lagu ‘selamatkan diri’ lagi.
Saat lagunya selesai, ‘tahanan’ akan menyebut jenis bencana, seperti gempa atau tsunami. Secara bersamaan, yang lain berlari sesuai jalur evakuasi yang benar. Seraya mereka mencari jalur evakuasi, ‘tahanan’ mengejar siapa saja yang bisa jadi ‘tahanan’ berikutnya.
Salah seorang mahasiswa KKN Kebangsaan, Budi mengatakan, Maluku Utara utamanya Pulau Maitara termasuk daerah rawan bencana, baik gempa maupun tsunami. Sehingga, tambahnya, kecekatan dan kecepatan dalam evakuasi sangat diperlukan.
“Edukasi mitigasi bencana bisa dimulai sejak dini. Salah satu media yang cocok bagi anak-anak adalah permainan tradisional yang saat ini hampir punah. Jadi, kita berinisiatif mengedukasi anak-anak tentang evakuasi bencana melalui metode permainan,” jelas mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung ini.
Budi pun berharap, selain bisa memahami jalur evakuasi, anak-anak juga ikut melestarikan permainan tradisional.
“Ketika terjadi bencana, mereka bisa bergerak secara refleks karena sudah paham dan mengerti,” kata mahasiswa Jurusan Tari ISBI Bandung.
Edukasi jalur evakuasi bencana ini pun sudah disosialisasikan di SDN 2 Maitara, Tidore Utara, Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Sabtu (3/8).
Kegiatan yang dimulai sejak pagi hingga siang hari itu pun tampak menyenangkan, terlihat dari anak-anak yang sangat antusias memainkan lagu dan permainan. Begitu pula dengan tenaga pendidikan, menyambut baik kehadiran mahasiswa.
Selain sosialisasi di sekolah, mahasiswa KKN Kebangsaan juga melakukan diseminasi di Tempat Pendidikan Alquran, dan anak-anak di lingkungan Maitara Selatan.
Bukan hanya itu, guna menyebarluaskan edukasi mitigasi bencana ini, mahasiswa KKN membuat video tutorial dan diunggah di media sosial.
KKN Kebangsaan kelompok Maitara Selatan merupakan satu di antara 30 posko KKN Kebangsaan. Dalam KKN ini terdapat sepuluh mahasiswa yang berasal dari lima perguruan tinggi. Di antaranya, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Khairun Ternate, Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, dan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung.
KKN Kebangsan adalah program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dengan melibatkan 56 perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Sri Hadriana
Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar
Dan juga merupakan peserta KKN Kebangsaan