Mahasiswa Kedokteraan Gigi Unhas tentunya tidak asing dengan Aula Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM), yang terletak di lantai dua, Jalan Kandea, Makassar. Ruangan tersebut, dinamai Aula Halimah Daeng Sikati.
Halimah merupakan sosok pendiri Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, yang resmi menjadi fakultas pada 1983. Usaha mendirikan lembaga pendidikan Gigi di Sulawesi Selatan (Sul-Sel) ini di mulai ketika Halimah menamatkan pendidikannya di Post Graduate Oral Surgery New York University” (AS) Tahun 1959-1960.
Pada awalnya, dia berat melepaskan tawaran menjadi dosen di Surabaya, ketika pulang dari Amerika Serikat. Akan tetapi, dorongan dari pamanya dan Gubernur Sulsel, Andi Pangerang Pettarani kala itu, juga mengingikan agar Halimah pulang membangun daerahnya.
Dalam keadaan bingung, dikarenakan Halimah lebih senang untuk jadi dosen. Lantas, pamannya mengatakan untuk pulang dahulu dan melihat keadaan di Makassar.
Sekembalinya di tanah daeng, anak kedua dari pasangan Ince Hanafi Dg Nuntung dan Andi Muhaemina Daeng Bunga, mulai meniti karirnya sebagai seorang dokter.
Dikutip dari buku Drg H Halimah Dg Sikati, Pejuang Pendidikan Tanpa Pamrih, kala itu usianya 24 tahun.Ia mempunyai semangat yang tinggi ingin memajukan kesehatan gigi di Sulsel, yang pada waktu itu belum maju.
“Kesehatan gigi pada waktu itu tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga waktu itu, setelah sudah menjadi dokter gigi. Yang pertama, ingin memajukan kesehatan gigi di Sulsel,” ucapnya di buku yang ditulis M. Dahlan Abubakar.
Perempuan yang dilahirkan di Sinjai ini memulai karirnya sebagai dokter gigi di Kanwil Departemen Kesehatan Provinsi Sulsel. Tidak butuh waktu lama, dia menjadi Kepala Dinas Kesehatan Gigi Sulsel.
Tahun 1967, Halimah ditunjuk sebagai dosen di Fakultas Kedokteraan, sekaligus juga menjabat sebagai Pembantu Dekan I FK.
Pendirian Fakultas Kedokteraan Gigi, dimulai ketika kerjasama dengan TNI Angkatan Laut. Sejak saat itu, Halimah rutin bertemu dengan Tim TNI AL dan menemui Rektor Unhas, Dr M Nasir Said guna membahas kemungkinan dibukannya Pendidikan Dokter Gigi di Unhas.
Sebelum itu, dia berulang kali telah mengirim proposal ke Jakarta. Namun, ditolak dengan alasan mendirikan FKG membutuhkan biaya yang mahal. Kekesalan Halimah kala itu diperlihatkan dengan mengatakan kalau pusat tidak bisa bangun FKG, dia sendiri yang akan bangun.
Masih dalam buku yag ditulis M. Dahlan Abubakar, yang terbit 2014 itu, setelah mengatakan hal tersebut, dia menyesal, dan mempertanyakan apa dia bisa. Jalan mendirikan FKG terang ketika bertemu teman lamanya dari Angkatan Laut.
Kerjasama Halimah dengan Angkatan Laut, berhasil mendirikan Insitut Kedokteran Gigi Yos Sudarso, pada Januari 1969. Tahun selanjutnya, Institut ini diubah menjadi Departemen Kedokteraan Gigi FK Unhas.
Berselang beberapa tahun, tepatnya 1983, FKG Unhas resmi menjadi fakultas dengan dikeluarkannya SK Mendikbud RI.
Di tahun itu, Halimah mendapat kepercayaan memimpin fakultas yang baru berdiri ini. Jerih payah Halimah untuk menyediakan fasilitas kesehatan di Sulawesi Selatan, dia buktikan. Pesan-pesan dari orang tuanya selalu dia ingat, bahwa harus menjadi pemimpin perempuan di Sulsel. Hal itulah yang selalu dikatakan. Sehingga ide-idenya untuk mendirikan sebuah fakultas, telah terbukti dengan tetap eksisnya FKG Unhas sampai sekarang. Selain itu, ada banyak cita-cita yang ingin realisasikan.
“Mendirikan sekolah pengatur rawat gigi, ingin membangun imunisasi….ada banyak pemikiran. Sehingga waktu, habiskan untuk itu,” ungkapnya di buku tersebut.
Arisal