Senin 15 Februari 2021, reporter identitas menemui penjual di Kantin Kudapan Unhas untuk mengulik informasi kenaikan sewa listrik. Liputan ini dimuat dalam artikel berjudul “Sewa Kantin Naik, Pemilik Kedai Mengeluh” pada portal berita online www.identitasunhas.com, Senin 22 Februari 2021. Kala itu, pemilik kedai di Kantin Kudapan Unhas, Santi dan Lina (nama samaran) menuturkan, adanya kenaikan sewa listrik dari Rp 50.000 menjadi Rp 100.000 per bulan. Informasi itu mereka peroleh dari pemilik kedai lain yang masuk dalam grup WhatsApp Kantin Kudapan.
Dalam pesan itu terdapat tabel rincian perpanjangan sewa kantin di masa pandemi Covid-19. Bagi yang aktif menjual dikenakan Rp 100.000 sedangkan yang tidak aktif Rp 30.000.
“Berikut yah rinciannya. Mohon diberi tahu kepada yang tidak memiliki WA,” kata Nurul, Staf Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Unhas dalam grup WhatsApp Kantin Kudapan BNI, pukul 11.13, Kamis (11/2).


Foto: Isi grup WhatsApp Kantin Kudapan BNI yang memuat percakapan seputar kenaikan sewa listrik kedai
Santi (nama samaran) mengatakan, informasi berupa penagihan tanpa ada pemberitahuan. “Tanpa rapat, kita langsung disuruh bayar Rp 100.000,” Jelasnya, Senin (15/2).
Setelah mendapat keterangan ini, reporter identitas menghubungi Direktur Inovasi dan Kewirausahaan Unhas, Dr Muh Akbar MSi melalui pesan WhatsApp, Selasa (16/2). Awalnya Akbar enggan berkomentar, ia malah menanyakan siapa yang menjadi narasumber identitas, ia menganggapnya sebagai penyebar hoaks. Saat dihubungi lagi pada Rabu (17/2) barulah ia mengatakan kabar tersebut tidak benar. Akbar juga menegaskan untuk tidak memberitakan informasi ini.
“TIDAK ADA KENAIKAN. Info ini tidak untuk diberitakan. Yang bilang dinaikkan suruh ke kantor lantai 6 Gedung Rektorat,” tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Tidak Bisa Memperpanjang Kontrak
Hingga akhirnya berita ini diunggah pada Senin (22/2). Tiga hari kemudian, Santi (nama samaran) ingin memperpanjang kontraknya. Namun ia mendapat kecaman dari pihak Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan.
“Pihak aset mengatakan tidak akan memperpanjang kontrak sewa kalau urusanya bersama identitas tidak kelar,” begitulah yang ia sampaikan saat mendatangi Sekretariat identitas setelah bertemu dengan Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan, Kamis (25/2).
identitas mencoba memediasi antara pelapak Kantin Kudapan Unhas bersama pihak Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Unhas, namun tidak membuahkan hasil. Pemimpin Redaksi kemudian mengajak kedua penjual ke identitas. Tak lagi menahan tangis, Lina bercucuran air mata, ia tak menyangka pernyataan yang dilontarkan akan berdampak pada pekerjaanya.
“Saya tidak mengira akan begini, saya tidak mengeluh terhadap kenaikan. Saya hanya karyawan, bos saya yang berurusan dengan aset. Saya hanya keluhkan situasi pandemi ini, penghasilan menurun,” tuturnya.
Risalah foto
Tak berselang lama, identitas kedatangan sepasang suami istri. Mereka juga pedagang di Kantin Kudapan. Sebelum ke identitas, mereka mendapat panggilan dari Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan sebab ada di dalam foto.
“Kenapa foto saya sama bapak ada disitu? Saya tidak pernah diwawancarai dan tidak mengeluh tentang kenaikan itu. Saya disuruh oleh aset ( Red: Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan) untuk menyelesaikan masalah ini. Saya minta surat pernyataan bahwa saya di dalam foto itu tidak ada sangkut pautnya.” ujarnya, (26/2).

Terkait konten visual di media sosial identitas, pada berita yang sama “Sewa Kantin Naik, Pemilik Kedai Mengeluh.” Foto ini adalah dokumentasi identitas pada Kamis 20 Februari 2020, yang dijadikan ilustrasi suasana Kantin Kudapan. Objek yang ada dalam foto tersebut, tidak ada sangkut pautnya dengan pemberitaan Kantin Kudapan yang terbit 22 Februari 2021.
Redaksi
Discussion about this post