Kesanggupan Unhas merampungkan proyek pembangunan Training Center dan Hotel sesuai target, masih menjadi teka-teki.
Saat berlangsung peletakan batu pertama pembangunan Training Center dan Hotel, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyinggung rencana anggaran proyek. Kala itu, Dwia menyampaikan Unhas menggunakan dana sendiri, dan ditargetkan rampung dalam tiga tahun. Dengan anggaran 30 miliar pertahunnya. Namun bila mendapat bantuan dana, ia yakin proyek dapat selesai dua tahun.
“Yah mudah-mudahan segenap alumni, pemerintah kota dan provinsi bisa membantu mempercepat. Paling lambat dua tahun bisa beroperasi,” ucap Dwia, Kamis (10/09).
Merespon pernyataan Dwia, Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Nurdin Abdullah mengatakan, akan ikut membantu, saat memberikan sambutan di acara serupa.
“Saya kira yang menjadi harapan ibu Rektor tadinya tiga tahun, jadi dua tahun, Insyah Allah bisa kita wujudkan,” ujar Alumni Fakultas Kehutanan Unhas tersebut.
Berdasarkan rencana anggaran pembangunan yang diperoleh dari Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) Training Center dan Hotel Dr Eng Rita Irmawaty, Unhas menganggarkan modal proyek tiap tahap Rp 33 Miliar.
Pembangunan tahap pertama, berjalan sejak 20 Juli lalu. Sebagai perusahaan pemenang tender, PT Adhy Prima Mandiri Persada membutuhkan waktu 150 hari kerja. Setara lima bulan untuk menyelesaikan struktur bangunan. Dengan kontrak hasil negosiasi Rp 29.268.905.984,26.
Biaya pembangunan tersebut menurut Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur, Prof Dr Ir Sumbangan Baja MPhil, bersumber dari aset, yang meliputi rumah sakit, pengelolaan tanah, dan gabungan pendapatan aset Unhas lainnya.
“Jadi hasil dari penerimaan aset itu dijadikan modal lagi, untuk membangun aset yang lebih besar yang kemudian dapat menghasilkan,” ungkapnya.
Besarnya dana pembangunan di tiap tahap, menurut Sumbangan Baja membuat Unhas harus mencari donatur. Jika mengandalkan keuangan sendiri, Unhas harus menyesuaikan anggaran yang ada.
“Pembangunan Training Center dan Hotel harus menyesuaikan dengan skenario dana Unhas, yang berangsur-angsur harus ada, dan itu bergantung dari kekuatan anggaran,” jelasnya.
Pengajuan proposal bantuan dana di beberapa instansi telah dilakukan Unhas. Rita Irmawaty, yang juga merupakan Dosen Teknik Unhas mengatakan, telah mengajukan bantuan sebesar 20 Miliar ke Pemrov Sulsel, dan 10 miliar ke Pemkot Makassar.
Saat ini, terlihat pembangunan tahap satu sudah hampir selesai. Kelanjutan tahap dua dan tiga masih belum bisa diprediksi. Jika berharap dari pembiayaan mandiri Unhas, kemungkinan besar bisa jauh dari target selesai. Hal ini berdasarkan jejak pembangunan gedung yang dilakukan Unhas selama ini, yang banyak terbengkalai akibat terkendala dana.
identitas mengumpulkan beberapa jejak data pembangunan Unhas yang rampung, dan jauh dari tenggat waktu. Misalnya bundel identitas edisi September 2016, memberitakan pengerjaan Gelanggang Olahraga (GOR) baru kembali berjalan semenjak peletakan batu pertama tahun 2011.
Pembangunan GOR sendiri direncanakan selesai satu tahun, dengan kuncuran dana 10 Miliar. Proyek tersebut bahkan mendapat bantuan pendanaan dari kerja sama Unhas dan pertamina, melalui Program Coorporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina. Namun baru November tahun ini GOR bisa rampung dan diresmikan.
Di September 2017, Bundel identitas mencatat pengerjaan kolam renang mengalami keterlambatan. Padahal Oktober tahun itu juga, akan dilangsungkan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional dan Unhas menjadi tuan rumah. Salah satu kendalanya adalah kemacetan dana dari pihak Unhas. Para pekerja mengaku terlambat mendapat pembayaran upah.
Jika berkaca pada yang lalu-lalu, tidak menutup kemungkinan pembangunan Training Center dan Hotel yang tidak sedikit menelan dana ini, akan bernasib sama dengan GOR. Jadi cepat, lambatnya hotel rampung, semua bergantung di tangan donator.
Tim Laput
Discussion about this post