Alumni Unhas 2020 punya tantangan baru. Lulus di kala pandemi Covid-19 butuh adaptasi. Prosesi wisuda berubah. Persaingan mencari kerja jadi tinggi karena banyak PHK yang terjadi.
Pendidikan tinggi sebagai pencetak sumber daya manusia yang unggul tidak berhenti meluluskan pemuda bergelar sarjana. Tidak terkecuali Universitas Hasanuddin. Di 2020, setelah empat periode wisuda, Unhas meluluskan 6.574 sarjana. Momen lulus dari bangku kuliah selalu ditunggu. Sayangnya, sejak awal Maret tahun lalu pandemi Covid-19 menyerang. Semua prosesi seremonial perayaan wisuda berubah.
Lulusan periode Maret dan Juni digabung dalam satu seremonial dan dilakukan secara dalam jaringan (daring). Periode September dan Desember pun harus dibagi menjadi dua sesi luar jaringan (luring) secara terbatas.
Tak hanya itu, pandemi juga mengubah dunia setelah lulus menjadi lebih rumit, terutama dalam proses mencari kerja. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan kini semakin ketat. Selain harus bersaing dengan para lulusan baru yang lain, mereka juga harus bersaing dengan para karyawan yang di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang jelas sudah berpengalaman.
Hasil survei yang dilakukan oleh Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani menyebutkan ada 29 juta warga Indonesia yang di-PHK. Bahkan, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Iqbal Said mengatakan bahwa akan ada ledakan PHK pada tahun 2021 karena resesi yang disebabkan oleh pandemi.
Tidak sedikit lulusan baru yang menjerit akibat situasi yang sulit ini. A. Meliyana Annisa Cahyani Amran, salah satunya. Lulusan Fakultas Kehutanan mengaku telah melamar pekerjaan hingga 20 kali. Baginya, sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan, terlebih lagi yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Wisudawan periode Maret ini mengaku tantangan terbesar yang ia hadapi adalah sulitnya persaingan.
“Bukan minim informasi sih, cuman belum ada panggilan. Mungkin persaingan yang ketat, apalagi di masa pandemi sekarang semua jadi terhambat,” keluhnya.
BACA JUGA : Anticovid, Suplemen Herbal Penangkal Corona?
BACA JUGA : Merajut Asa Meniti Karier
Sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang keilmuan membuat para wisudawan cenderung menurunkan target mereka. Bekerja di tempat yang selama ini mereka dambakan seakan hanya jadi impian belaka. Terlebih lagi tekanan sosial yang mereka dapatkan sebagai seorang sarjana di masyarakat, membuat tak sedikit dari mereka melenceng dari bidang keilmuannya dan memilih mempersiapkan diri untuk bidang lain yang dinilai memiliki peluang kerja lebih besar.
Salah satunya dialami oleh Muhammad Abdul. Lulusan jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unhas ini wisuda pada periode Maret. Abdul, demikian ia disapa, ingin dapat bekerja di bidang konservasi lapangan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ia mengaku pernah mendaftar di Yayasan Blue Forest, namun gagal karena persyaratan wajib bagi pelamar untuk memiliki surat rekomendasi dari tempat kerja sebelumnya, yang sangat sulit diperoleh lulusan baru sepertinya.
Tidak habis akal, Abdul kemudian memutuskan untuk mengambil kursus ISO Management untuk mengasah kemampuannya. Hampir setiap hari, Ia juga selalu meluangkan waktu untuk mencari informasi lowongan pekerjaan di berbagai platform media sosial, tetapi tidak kunjung menuai hasil. Hal yang menjadi kendala adalah kurangnya kemampuan berbahasa asing, juga ketatnya persaingan. Setelah ratusan kali melamar pekerjaan, kini ia fokus mempersiapkan dirinya untuk pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil yang akan datang setelah.
“Setiap hari selalu buka aplikasi cari lowongan kerja. Meskipun dua berhasil ke tahap wawancara, tetapi karena kendala bahasa dan jawabanku kurang memuaskan, apalagi yang ditemani saingan itu sudah punya pengalaman kerja atau orang yang di PHK,” ungkapnya.
Di sisi lain, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi mungkin dapat memperbesar peluang mendapatkan pekerjaan. Namun, biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit. Solusi lain yang dapat diambil oleh wisudawan 2020 yaitu dengan membangun bisnis atau berwirausaha. Seperti yang dilakukan oleh Haslinda Melani, lulusan Jurusan Perikanan ini memilih untuk membangun bisnis produk fashion muslimah setelah empat kali mencoba melamar pekerjaan. Haslinda juga mengaku sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keilmuannya.
Dalam pandemi Covid-19 yang semakin tidak terkendali, wisudawan tahun 2020 harus pandai-pandai memanfaatkan peluang yang ada. Disamping mencoba peruntungan di dunia kerja, beban psikis yang diterima harus dikelola sebaik mungkin. Dalam permasalahan dan situasi yang sulit ini, lantas bagaimana upaya Unhas mengatasi problematika yang ada?
Tim laput
Koordinator : Irmalasari
Anggota
1. Anisa Luthfia Basri
2.Annur Nadia F Denanda
3. Nadhira Noor R sidiki
4. Risman Amala Fitrah
Discussion about this post