Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) berkolaborasi dengan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menggelar Seminar “Refleksi Partisipasi Pemilih Pemuda Penyelenggara Badan Adhoc di Pemilu 2024″ di Aula Prof Syukur Abdullah FISIP Unhas, Selasa (05/03).
Hadir sebagai narasumber, Program Manager Perludem, Fadli Ramadhanil. Ia mengungkapkan, ada banyak persoalan yang terjadi di Pemilu 2024, mulai dari kerangka hukum Pemilu yang tidak jadi diperbaiki hingga masalah lama dari dampak pandemi Covid-19.
Data statistik menunjukkan 50 persen pemilih Pemilu 2024 mayoritas kelompok anak muda. Fadli mengatakan, persentase ini harusnya membuat para pemuda juga dilibatkan dalam penyelenggaraan Pemilu. Ini karena Pemilu 2019 silam banyak memakan korban karena orang-orang yang terlibat telah lanjut usia.
“Kita menginginkan partisipasi pemilih dari kalangan anak muda ini lebih bermakna, kita mau mereka tidak sebatas berpartisipasi dalam Pemilu hanya datang ke TPS memberikan suara lalu selesai,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan itu, Fadil menyebut Perludem pada Pemilu lalu telah melakukan pelatihan peningkatan kapasitas pemilih muda guna mempersiapkan para pemuda dan mahasiswa untuk mendaftar sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Pengawas TPS.
Dirinya juga mengatakan, Provinsi Sulawesi Selatan jadi daerah paling banyak mahasiswa yang mendaftar anggota KPPS dan pengawas TPS.
“Dari 20 peserta pelatihan, 17 orangnya mendaftar dan 16 orang di terima jadi penyelenggara ad hoc. Jadi memang teman-teman di Sulsel, khususnnya di FISIP Unhas paling banyak yang mendaftar dan diterima,” tutur Fadli.
Di akhir materi, ia pun menegaskan bahwa sudah saatnya generasi muda mengambil peran lebih dalam memperkuat demokrasi Indonesia, mengingat kini telah memasuki masa peralihan generasi menuju bonus demografi 2045.
Andi Nurul Istiqamah Bate