Di jalan yang sepi
Pada tiap-tiap sudut kota
Aku kehilangan setangkai bunga yang pernah kau beri
Kelopaknya bertuliskan namamu
Dan beraroma peluhmu
Telah kususuri tiap jalan yang pernah menjadi saksi
Bahwa kau dan aku sepasang kekasih
Sebelum aku kembali dan mengakui kekalahanku
Bisakah aku tidur sekali lagi di pundakmu ?
Ingin ku ceritakan bagaimana hari yang kulewati tanpamu
Aku tidak lemah tapi kau memaksaku menjadi tangguh
Demikian mimpiku sebelum benar-benar dibangunkan oleh tumpukan revisi
Cinta itu urutan sekian, saat pendidikan belum usai
Selamat tinggal kekasihku
Ada yang harus ku selesaikan kemudian melanjutkanmu
Najda Hakim
Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris
Fakultas Ilmu Budaya
Angkatan 2015