Di antara deretan kios yang memanjang dari ujung ke ujung kawasan, Pasar Hobi Makassar menyajikan pemandangan yang hidup sejak pagi. Kamis (14/08), kicau burung bercampur dengan riuh tawar-menawar menciptakan atmosfer khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Di sinilah berbagai ragam satwa diperjualbelikan sebagai bagian dari budaya hobi yang mengakar.
Kandang yang berjejer rapi, akuarium ikan hias berkilau ditimpa cahaya, serta aroma pakan ternak menjadi pemikat sekaligus magnet pasar ini. Pasar ini bukan sekadar tempat menjual dan membeli hewan, tetapi ruang temu antara pecinta satwa dan pelaku usaha kecil yang sudah menghidupi lokasi ini sejak puluhan tahun silam.


Dari total 34 kios, masing-masing pedagang memiliki keunikan tersendiri. Ada yang memfokuskan diri pada burung kicau, sebagian burung merpati, sementara yang lain berkutat pada ikan hias. Sementara itu, keberadaan hewan lain seperti bunglon dan kelinci menambah daya tarik, terutama bagi pengunjung yang mencari sesuatu di luar kebiasaan.
Foto-foto dari kunjungan ini memperlihatkan dinamika pasar, merpati yang bergerombol di sudut sangkar, kucing yang duduk santai di depan kios, kelinci yang disodorkan pada calon pembeli, ikan hias yang berenang lincah dalam kotak kaca, hingga bunglon yang menempel tenang sambil menyesuaikan warna tubuhnya. Keseluruhan suasana menggambarkan denyut kehidupan yang tidak pernah benar-benar padam.



Meski waktu terus berjalan, pasar yang berlokasi di Toddopuli Raya Timur Kota Makassar ini tetap bertahan sebagai ruang sosial, ekonomi, dan budaya. Bagi pedagang, tempat ini bukan hanya lokasi jual beli hewan, melainkan saksi sejarah hidup mereka, ruang di mana ribuan kisah antara manusia dan hewan peliharaan bermula.
Foto dan Naskah: Wahyu Alim Syah
