Pohon bukan hanya ditanam tapi juga perlu untuk dirawat.
Hiruk pikuk Kota Makassar dengan padatnya kendaraan, terutama pada saat memasuki jam kerja dan pulang kantor. Pengendara bergelut kemacetan, polusi dan suara gaduh dari kendaraan. Hanya saja, suasana berubah ketika memasuki kawasan kampus Unhas Tamalanrea. Masuk lewat gerbang pintu satu, pengendara disambut dengan rindangnya pepohonan. Suasana yang awalnya panas dan gerah, dirasakan sirna begitu saja dengan kesejukan pepohonan hutan Unhas.
Namun, tahukah kalian bahwa awalnya, Unhas sendiri merupakan kebun bambu yang kering kerontang dan tidak ada pohon. Berkat kerja keras dan usaha Unhas dalam menanam pohon pada tahun 1980-an ketika Kampus Unhas Tamalanrea mulai dirintis, dan perkuliahan sebagian sudah berpindah dari Kampus Baraya, akhirnya Unhas bisa rindang seperti saat ini. Berdasarkan bundel identitas tahun 1989, Unhas menjadi tuan rumah pada kegiatan jambore siswa (Jamsis) yang salah satu programnya adalah penanaman pohon di sekitaran Danau Unhas. Waktu itu, jumlah pohon ditanam mencapai sekira 225 bibit pohon, terdiri dari 50 bibit pohon Asam Keranji, 75 bibit pohon Flamboyan, dan sisanya merupakan bibit pohon Cendana dan pohon Mahoni.
Tak lepas dari upaya Unhas menghijaukan kawasannya, kini berbagai jenis pohon telah tumbuh lebat di Kampus Tamalanrea. Berdasarakan pantauan identitas, jenis pohon yang mendominasi tumbuh di kawasan Unhas Tamalanrea adalah Trembesi atau Ki Hujan. Jenis pohon ini sering dipilih sebagai pohon lindung karena tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat, ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal.
Pohon ini juga dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global, sehingga banyak ditanam di pinggir jalan sebagai pohon peneduh. Tak hanya itu, Ki Hujan juga memiliki pertumbuhan yang cepat.
Namun, satu dekade terakhir, kondisi pepohonan di Unhas sungguh memprihatinkan. Nampak beberapa pohon besar Unhas dipenuhi dengan tumbuhan lumut dan benalu yang membuat batang dan ranting pohon mudah lapuk. Apalagi ketika hembusan angin mengenai pepohonan tersebut, maka rantingnya akan jatuh berserakan ke jalan.
Bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan usia pohon di Unhas sudah sangat tua. Hal ini dibenarkan oleh Guru Besar Fakultas Kehutanan, Prof Ngakan Putu Oka. Menurutnya, Unhas sudah seharusnya melakukan pergantian pohon. “Pohon yang ada di Unhas seharusnya diganti jenisnya, sudah tua dan apabila roboh bisa saja memakan korban,” ucapnya saat ditemui di ruangannya (27/11/19).
Berbagai langkah harus dilakukan agar kawasan Unhas yang telah menyandang gelar Hutan Kota bisa tetap eksis. Salah satunya adalah melakukan pemeliharaan pohon. Baik itu dengan pemangkasan secara rutin hingga membentuk tajuk pohon agar seimbang. Idealnya, sebuah pohon harus dipangkas setahun sekali. Pemangkasan ini bukan dipotong semata, melainkan perlu memperhitungkan keseimbangan pohon dengan teknik pehitungan yang benar.
Memasuki tahun 2020, tercatat sebanyak tujuh pohon tumbang di Unhas. Di antaranya, belakang gedung PKP, Fakultas Kedokteran, dan Parkiran Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Dilansir dari identitasunhas.com, pada Selasa (7/1) lalu, sebatang pohon besar tumbang tepat di parkiran mahasiswa FMIPA. Kala itu, kendaraan mahasiswa yang tengah menjalani pengaderan terkena imbasnya. Dari sejumlah kendaraan sepeda motor yang terparkir apik, lima di antaranya mengalami rusak parah ditindis pohon. Kerusakan kendaraan tampak pada bagian kap depan dan samping yang pecah, serta bagian jok motor yang sampai terlepas.
Melihat kondisi tersebut, Prof Oka turut memberikan komentarnya. Ia menyatakan bahwa kondisi fisik pohon di Unhas yang usianya rata-rata tergolong tua dan tidak terawat, utamanya pohon di bagian Sekolah Pascasarjana.
“Banyak pohon di Unhas yang tidak sehat lagi dan sudah banyak yang tua. Itu sangat berbahaya sekali, apalagi jenis pohon ini rata-rata memiliki batang besar dan rantingnya yang mudah patah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Oka, memberikan pesan bahwa ketika Unhas akan melakukan penanaman pohon baru, sebaiknya jangan menanam jenis pohon Ki Hujan lagi. “Pohon-pohon yang sudah tua di Unhas harus diganti dengan pohon jenis lain, jangan menanam pohon Ki Hujan karena rantingnya besar dan mudah patah. Jika ingin menanam pohon jenis trambesi, sebaiknya ditanam di daerah yang jarang dilewati oleh orang,” tuturnya.
Fis, Dar/ Wjn