Dalam rangka penyambutan mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas, mahasiswa baru diberikan materi mengenai “Pencegahan Narkoba dan Bela Negara” di Science Building, Jumat (9/8).
Dandim 1408/BS. Akmil 1997, Kol Inf Andriyanto SE sebagai pemateri menjelaskan, bela negara tidak sama dengan wajib militer. Bela negara adalah kerelaan seseorang atau kelompok orang untuk membela negaranya dari serangan fisik maupun non fisik.
Serangan fisik yang dimaksud seperti bertempur karena adanya serangan dari luar, sementara serangan non fisik seperti kejahatan yang dilakukan pemberontak melalui media sosial.
“Kita sebagai warga negara diwajibkan untuk ikut serta dalam aksi bela Negara,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Andriyanto mengatakan, pendiri bangsa kita telah memiliki pandangan yang fleksibel mengenai kemajuan teknologi yang juga berpotensi menurunkan rasa nasionalisme generasi muda. Tanpa sadar, tidak sedikit anak muda zaman sekarang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, sehingga pemantauan penggunaan gadget pun sangat minim. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh negara yang ingin mendominasi perekonomian dunia lebih mudah memberikan pengaruh negatif kepada generasi bangsa.
Tak hanya itu, penyalahgunaan narkoba juga sudah menjadi tantangan besar bagi bangsa ini. Meski telah mengetahui dampak dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri, namun tak sedikit pula yang masih menggunakannya.
Dalam video yang ditampilkan oleh Kepala Urusan Operasi Kodim 1408/BS, Akmil 2007, Kapten Kav Edison Hadi Yepese SSos, tergambar jelas bagaimana dampak dari penyalahgunaan narkoba. Sebuah tindakan yang dimulai dari rasa penasaran dan tanpa sadar membunuh diri secara perlahan.
Adapun cara pencegahan yang perlu dilakukan adalah dengan membiasakan diri berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
“Sebelum kita mencintai tanah air, lebih baik kita mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang negative,” tutup Andriyanto.
Fatimah
Discussion about this post