Menjelang makan siang, kantin Kudapan biasanya dipadati oleh civitas akademika Unhas, terutama mahasiswa. Namun sejak diberlakukannya kuliah daring, hanya segelintir orang yang bertandang ke tempat ini. Hal tersebut mempengaruhi pendapatan penjual di Kantin Kudapan.
Selain dihadapkan dengan kondisi tersebut, mereka juga mendapat kabar kenaikan harga pembayaran sewa dari pihak Direktur Inovasi dan Kewirausahaan Unhas, yang disampaikan melalui grup Whatsapp. Sebelumnya, penjual atau kerap disapa mace yang memiliki kulkas menyetor Rp.50.000/ bulan, tapi sejak Januari lalu naik menjadi RP. 100.000/bulan. Pembayaran itu akan dilunasi secara kolektif selama tiga bulan.
“Informasi itu disampaikan lewat grup WA. Pembayarannya nanti bulan Maret sebanyak 300 ribu. Pemilik kedai yang tidak menjual pun tetap dikenakan biaya listrik sebanyak 30 ribu per bulan,” ujar salah satu pemilik kedai, Santi (bukan nama sebenarnya), Senin (15/2).
Kenaikan tersebut dirasakan memberatkan pihak mace sebab pendapatan mereka menurun drastis. “Beda sekali pemasukan yang didapat sebelum dan sesudah pandemi. Dulu itu bisa mencapai 600 ribu per hari, tapi pas pandemi itu cuma 30 sampai 100 ribu saja” jelas Lina (bukan nama sebenarnya), Kamis (18/2).
Saat dikonfirmasi ke Direktur Direktur Inovasi dan Kewirausahaan Unhas, Dr Muh Akbar MSi, mengatakan informasi tersebut tidak benar. “ Tidak ada kenaikan, yang bilang dinaikkan, suruh ke kantor Lantai 6 Gedung Rektorat” jelasnya, Rabu (17/2).
Hia / Ils
Discussion about this post