• Login
No Result
View All Result
Identitas Unhas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
No Result
View All Result
Identitas Unhas
No Result
View All Result
Home Headline

Media Sosial, Bisnis Menanam Candu di Kepala Manusia

Editor Risman Amala Fitra
Mei 31, 2021
in Headline, Resensi
Media Sosial, Bisnis Menanam Candu di Kepala Manusia

“Media sosial merayu dan memanipulasi karena menginginkan sesuatu darimu”

Skenario kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh teknologi. Teknologi yang ada saat ini ibarat pacuan kuda, kecepatan larinya terus bertambah di setiap periode peradaban. Perkembangan dari teknologi sangat berpengaruh pada kehidupan khalayak manusia. Setiap sektor kehidupan dimudahkan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi media sosial. Namun siapa sangka, dibalik desain kemudahan yang ditawarkan, media sosial ternyata bisa menyebabkan ketergantungan sehingga merugikan penggunanya. Bukti nyata akan sisi gelap media sosial yang kita konsumsi sehari-hari dijabarkan dalam film “The Social Dilemma”.

Remaja yang sangat kecanduan media sosial

Film dokumenter yang sarat akan pesan ini mengangkat narasi algoritma media sosial yang memanipulasi bagi penggunanya. Jeff Orlowski (sutradara) menayangkan interviu para mantan pendiri dan pengembang aplikasi media sosial. Mereka menjelaskan bagaimana cara sistem media sosial bekerja untuk melekatkan candu di kepala penggunanya.

BacaJuga

Dedikasi Seorang Ibu, Tinggalkan Dokter Gigi Hingga Jadi Pebisnis

Sopankah Begitu?: Berubahnya Etika Bersosialisasi

“Aku ingin orang tahu, semua yang mereka lakukan di internet selalu diawasi, dilacak, dan diukur. Setiap tindakan yang mereka lakukan dipantau dan direkam dengan hati-hati,” ungkap Jeff Seibert, salah satu narasumber pada film ini yang sekaligus Former Executive Serial Tech Entrepreneur.

Tanpa sadar, Google yang selama ini hanya dikenal sebagai kotak pencarian dan Instagram untuk melihat kabar, teryata sengaja didesain untuk memikat perhatian penggunanya agar terpaku di layar selama mungkin. Sama halnya dengan aplikasi lainya seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, YouTube, mempunyai banyak informasi tentang penggunanya. Semua data yang dimasukkan ke sistem nyaris tidak lagi diawasi manusia. Sistem ini hanya terus memperbaiki dirinya,  membuatprediksi yang semakin akurat tentang karakter, jati diri, serta apa yang dilakukan penggunanya. Mereka tahu saat orang kesepian, depresi, dan tahu apa yang dilakukan orang saat larut malam, mereka tahu semuanya.

Dalam film tersebut juga, memvisualisasikan secara sederhana mekanisme kecerdasan buatan meracuni penggunanya, sebagai model yang memprediksi tindakan seseorang. Seperti boneka voodoo yang menyerupai manusia. Setelah modelnya ada, mereka bisa dengan mudah memprediksi hal-hal lainya. Diggambarkan pula pengguna hanyalah zombie yang disuguhi iklan sesuai dengan situasi yang mereka hadapi, impresi iklan itulah yang membuat mereka dapat lebih banyak uang. Pengguna sering kali dikelabui dengan embel-embel aplikasi gratis, padahal pengiklanan membayar produk yang digunakan. Pengiklan adalah pelanggannya, atau dengan kata lain mereka menjual penggunanya.

“Pepatah klasiknya adalah ‘jika kau tak membayar produknya berarti kaulah produknya,’” ucap Tristan Harris, salah seorang pendiri dan presiden Center of Humane Technology yang sempat menghabiskan waktunya selama tiga tahun sebagai Ahli Etika Desain Google.

Para mantan penemu dan pengembang teknologi media sosial dalam film ini mengakui, telah tercipta dunia tempat koneksi daring menjadi hal utama, khususnya bagi generasi muda. Penyematan penipuan dan kelicikan di tengah-tengah bisnis yang terus beroperasi, ditenagai oleh algoritma yang bertujuan mencari tahu apa yang harus ditunjukkan agar grafik pengguna terus meningkat. Mereka mengeksploitasi kelemahan dalam psikologi manusia. Meskipun mereka memahami ini secara sadar, tetapi mereka tetap melakukannya.

Di samping penjelasan dari para mantan pembuat dan pengembang teknologi serta pakar, film ini juga menampilkan dramatisasi dampak negatif dari media sosial. Polarisasi politik yang semakin memecah belah, mudahnya manusia termakan informasi palsu, sampai bisa menyebabkan depresi, bahkan bunuh diri. Di era ini kebohongan menyebar lebih cepat menciptakan era yang penuh disinformasi. Hal ini akan semakin bertambah buruk jika tidak ada hukum yang jelas dan tegas dalam mengatur perusahaan media sosial.

Meskipun film ini lebih dominan disuguhkan narasi dari pada adegannya, namun apa yang ingin disampaikan oleh Jeff Orlowski dalam film ini sangat jelas dipahami (on point). Rasa cemas mungkin akan menghantui setelah menonton film ini. Tidak serta merta membahas sisi gelap dari teknologi media sosial saja, tetapi ditunjukkan juga bagaimana para mantan penemu dan pengembang teknologi ini merasa khawatir akan apa yang nantinya terjadi di masa mendatang. Hal itu membuat mereka terus  memikirkan solusi atas apa yang dapat meredam permasalahan ini.

Di akhir film, para narasumber yang bersaksi mengatakan, mereka tidak membenci atau pun ingin merugikan Google atau Facebook. Tetapi hanya ingin mengingatkan mereka agar tidak menghancurkan dunia. Mereka membeberkan telah menghapus banyak aplikasi sosial media dan berita yang menyita waktu dari gawai mereka, mematikan semua notifikasi, serta tidak menggunakan Google lagi tetapi Qwant yang tidak menyimpan riwayat pencarian. Mereka juga berpesan, jangan pernah menerima video rekomendasi di YouTube, harus selalu memilih, karena ini cara melawan. Ada banyak terdapat ekstensi Chrome yang dapat menghapus rekomendasi.

Data Film

Judul: The Social Dilemma
Sutradara: Jeff Orlowski
Produksi: Larissa Rhodes
Durasi: 1 jam 34 menit
Tanggal Rilis: 9 September 2020

 

Winona Vanessa HN

Baca Juga : Dilema Cinta dan Persahabatan 

 

 

 

 

 

Tags: candu sosial mediadampak negatif internetgoogleIdentitas Unhaskemunduran moralresensiResensi filmsocial dilemmaUnhaswinona vanessa
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Kisah Berdirinya Pusat Bahasa

Next Post

Revitalisasi Benteng Somba Opu, Arkeolog Sulsel Adakan Ekskavasi

Discussion about this post

Trending

Kebutuhan mahasiswa baru

10 Perlengkapan Mahasiswa Baru 2021 yang Harus Dimiliki

Juni 17, 2021
0

Segera Daftar di Universitas Muslim Indonesia Makassar, Perguruan Tinggi Swasta Terakreditasi A

Segera Daftar di Universitas Muslim Indonesia Makassar, Perguruan Tinggi Swasta Terakreditasi A

Juli 11, 2019
0

liburan produktif mahasiswa

6 Kegiatan Produktif untuk Mahasiswa Mengisi Liburan Semester

Juni 27, 2021
0

Dorong Lahirnya Wirausaha Unggul, Pokja Unhas Adakan Seminar

Dorong Lahirnya Wirausaha Unggul, Pokja Unhas Adakan Seminar

Juli 3, 2022
0

Liputan Khusus

Gerakan Mahasiswa, Momentum

Semrawut Kabel Listrik Unhas

Magnet Politik Bernama Ikatan Alumni

Melirik Peran Alumni

Enam Dekade Ikatan Alumni

Lika-liku Bantuan Program Kampus Merdeka

Issu Identitas Unhas

Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Editors
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Cyber Media Guidelines
  • Privacy Policy
© 2022 - Identitas Unhas
Penerbitan Kampus
  • Logo Jagodangdut
  • Logo 100kpj
  • Logo Intipseleb
  • Logo Viva
  • Logo Vlix
  • Logo Vivanews
  • Logo Suaramerdeka
  • TvOne
  • Logo Onepride
  • Logo Oneprix
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Tajuk
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial

Copyright © 2012 - 2017, Identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In