“Bagaimanapun upaya K3 untuk mencapai zero accident itu nihil. Memang mungkin bisa, tetapi butuh waktu untuk melakukan perencanaan yang sebaik-baiknya dengan diminimalisir,” Kepala subdirektorat Sistem Jaminan K3 Unhas, dr Muhammad Saleh SKM M Kes.
Seorang dosen muda Fakultas MIPA Unhas, meninggal dunia setelah kecelakaan karena sepeda motornya melintasi gundukan di jalanan kampus. Belum dua bulan berselang, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unhas harus meregang nyawa akibat terjatuh dari lantai tiga salah satu unit asrama mahasiswa (Ramsis) di kampus merah ini. Rentetan peristiwa memilukan ini kemudian mengarahkan mata publik dan civitas akademika melirik kehadiran dan ketersediaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkup Unhas.
Ironisnya, selama ini penerapan K3 di Unhas tidak dibawahi oleh satu bagian khusus, dan hanya diinisiasi oleh fakultas atau unit kerja masing-masing. Baru pada perubahan organisasi dan tata kerja (OTK) Unhas tahun ini, Subdirektorat Penjaminan Mutu K3 dibentuk. Lembaga ini kemudian bertanggung jawab terhadap penerapan K3 di seluruh lingkup Unhas. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Subdirektorat Sistem Jaminan K3 Unhas, dr Lalu Muhammad Saleh SKM.
“Lembaga ini baru ada semenjak adanya perubahan OTK. Jadi sebelumnya memang tidak ada. Selama ini yang dilakukan oleh fakultas adalah sifatnya inisiatif jika ada pengakreditasian,” terangnya.
Selama sekitar tiga bulan beroperasi, Subdirektorat Penjaminan Mutu K3 telah menyiapkan berbagai strategi untuk segala kompleksitas permasalahan K3 di Unhas. Lalu Muhammad menjelaskan ada tiga program unggulan yang akan dicanangkan. Di antaranya, Unhas Care Centre yang berfokus pada bidang kesehatan, Unhas Safety Care yang berfokus pada mengembangkan aplikasi pelaporan terkait masalah K3, dan Unhas Family Care sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan (Tendik) di Unhas.
“Tiga kunci andalan, salah satunya Unhas Family Care yang nantinya akan diadakan sebulan sekali. Market day, senam bersama, dan live music akan menjadi rangkaian program ini. Jadi, program K3 ini tidak hanya berolahraga untuk peningkatan kesehatan, tapi juga mendorong kesejahteraan para pegawai dan dosen,” jelasnya.
Lebih lanjut, kedepannya Subdirektorat Sistem Jaminan K3 akan menyediakan halaman tersendiri di situs Unhas yang berisi pedoman K3. Selain media daring, nantinya juga akan terbit melalui media cetak berupa buku saku pedoman K3 bagi civitas akademika Unhas.
“Saat ini sudah ada panitia penyusunan buku saku K3. Mungkin tahun depan, saat penerimaan mahasiswa baru kami akan memperkenalkan buku pedoman itu, secara online dan cetak,” pungkas Lalu.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini, Unhas akan lebih bersifat reaktif terhadap permasalahan K3 dengan bantuan duta K3 sebagai garda terdepan. Pengangkatan duta K3 ini tertuang dalam Keputusan Rektor Unhas Nomor 6348/UN4.1/KEP/2022 tentang pengangkatan duta sistem jaminan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di lingkup Unhas.
“Saat ini kami punya duta K3 dari beberapa Tendik, satpam, dan penjaga malam di masing-masing unit kerja. Hampir setiap hari mereka melaporkan dan menangani masalah K3 di lapangan dengan koordinasi melalui grup WhatsApp,” pungkasnya.
Salah satu Duta K3 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Fitriyani SSi MKM, menjelaskan peran K3 sebagai duta, yaitu dengan menginventarisasi dan melakukan pengecekan rutin kelengkapan sistem tanggap darurat tiap fakultas, mengidentifikasi potensi bahaya, melaporkan keadaan bahaya, dan melaporkan setiap insiden.
“Dalam melancarkan tugas, kami juga telah melalui pelatihan dasar, seperti penggunaan fire safety, evakuasi, dan pertolongan pertama di tempat kerja,” ucapnya
Duta K3 bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga, Aris Arsyad juga menambahkan mereka telah banyak berupaya dalam menangani masalah K3 di kampus khususnya potensi bahaya di lapangan.
“Mengantisipasi dahan dan ranting yang menghambat jalanan, menebang pohon mati yang rawan menimpa pejalan kaki dan kendaraan yang parkir, membuat pembatas jalan, mengecat gundukan jembatan, memperbaiki penerangan yang padam dan instalasi yang rusak, dan masih banyak lagi di lingkup kampus yang sudah kami lakukan,” jelasnya.
Masih kurangnya kesadaran akan pentingnya K3 menjadi tantangan terbesar bagi Subdirektorat Sistem Jaminan K3. Lalu berharap Unhas mampu memberi ruang gerak dan pengaruh yang lebih dalam upaya pembenahan K3. Menurutnya, lembaga K3 untuk instansi sebesar Unhas akan lebih optimal jika berbentuk direktorat dibanding hanya sebatas subdirektorat. Mengingat lembaga ini bertanggung jawab dalam menjamin keselamatan masyarakat kampus.
“Saya ingin diberikan tim yang kuat dan solid agar dapat bergerak dengan optimal. Berbagai program yang saya ajukan, harapannya dapat benar-benar diimplementasikan, karena besar niat kami untuk menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja bagi civitas akademika di Unhas,” tutupnya.
Tim Liputan:
Ahmad Ghifari
Nur Mutmainnah
Discussion about this post