Makam Virendy Marjefy Wehantouw, mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Unhas yang meninggal saat mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar Orientasi Medan (Diksar Ormed) Mapala 09 FT Unhas dibongkar untuk diautopsi.
Diberitakan sebelumnya dalam artikel berjudul “Ikhlaskan Kepergian Virendy, Keluarga Minta Investigasi Terus Dilanjutkan,” keluarga menolak autopsi terhadap jenazah Virendy.
Namun untuk kepentingan penyelidikan, keluarga telah dipanggil oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel untuk diberi penjelasan terkait autopsi.
Saat ditemui di Pemakaman Kristen Pannara, ayah Virendy, James Wehantouw mengungkapkan, suasana emosional keluarga yang saat itu sedang berduka sehingga menolak untuk melakukan autopsi terhadap jenazah.
“Saat melapor pertama kali, ada yang mengatakan nanti dibedah-bedah jasadnya. Jadi anak perempuan saya yang mendengar hal itu menjadi takut,” ujarnya, Kamis (26/1).
Oleh karena itu, keluarga awalnya hanya menyarankan untuk dilakukan visum untuk peserta Diksar lainnya.
Kepala Unit Tindak Pidana Umum (Kanit Tipidum) Polres Maros, Ipda Wawan Hartawan mengatakan, autopsi terhadap jenazah Virendy dilakukan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulsel atas permintaan penyidik Polres Maros.
Autopsi berlangsung sekitar pukul 10.00 hingga 15.30 Wita. Setelah itu, jenazah kembali dikuburkan.
“Hasilnya akan keluar kurang lebih satu bulan dari sekarang,” terang Wawan, Jumat (27/1).
Wawan melanjutkan, penyidik masih terus mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan insiden tewasnya mahasiswa angkatan 2021 tersebut dalam kegiatan Diksar Ormed Mapala 09 FT Unhas.
Hingga berita ini diturunkan, 19 orang saksi telah diperiksa oleh polisi terkait insiden tersebut, termasuk Wakil Dekan FT Unhas.
rl
Discussion about this post