Himpunan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (HMA FT-UH) melaksanakan Webinar Nasional ARCHIRAY VII melalui Zoom Meeting, Rabu (11/05). Kegiatan tahunan ini merupakan bentuk implementasi tri dharma perguruan tinggi serta wujud penyaluran ide-ide mahasiswa arsitektur.
Pada kesempatan itu, Dosen Arsitektur Universitas Hasanuddin (Unhas), Teguh Iswara ST Msc, sebagai narasumber memaparkan materi mengenai Persepsi Ruang: Ruang Baru (dan Lama) yang Hidup. Ia memulai pembahasan dengan melanjutkan materi dari narasumber sebelumnya mengenai Sense of Place.
“Karena beberapa teori Sense of Place sebelumnya telah dijelaskan oleh Pak Budi, jadi saya lanjutkan dengan teori yang lain, yaitu Adaptive Reuse berhubung tema yang diangkat berbicara tentang pemanfaatan ruang-ruang yang terbengkalai,” ungkapnya.
Inti dari Adaptive Reuse adalah bangunan tua yang sudah tidak berfungsi dengan baik tapi dihidupkan kembali dengan fungsi yang lebih relevan dengan jaman sekarang. Beberapa poin penting dari teori ini diantaranya, upaya mempertahakan warisan budaya, memperlambat persebaran kota (Urban Sparwl), dan menciptakan potensi komunitas.
“Jika kota tumbuh terlalu cepat, maka penggunaan energinya menjadi semakin tinggi sehingga banyak masalah yang ditimbulkan, Jadi, Urban Sprawl ini sebisa mungkin dihindari melalui pemanfaatan bangunan-bangunan tua yang sudah ada dengan melakukan renovasi dan restorasi,” ujar Teguh.
Adapun manfaat dari Adaptive Reuse ialah biaya konstruksi lebih rendah karena tidak harus membangun dari nol, hanya menambahkan yang sudah ada. Selain itu, waktu pengerjaan lebih pendek dan meningkatkan kesadaran akan nilai bangunan baru.
“Untuk poin pertama dan kedua hanyalah teori karena fakta di lapangan tidak selalu seperti ini. Kita harus mengecek terlebih dahulu apakah strukturnya masih bagus atau tidak, materialnya masih kuat atau tidak,” tutur Teguh.
Miftahul Janna
Discussion about this post