Electronic Sports yang populer dikenal dengan E-sports merupakan olahraga elektronik yang menggunakan game sebagai bidang kompetitif. E-sports semakin populer di berbagai kalangan khususnya bagi dewasa muda. Tidak bisa dipungkiri, kehadiran E-sports ini membuat dunia gaming banyak berubah. Berbagai macam jenis game sudah mulai terorganisir dengan segala bentuk kompetisi.
Kini E-Sports pun mulai disandingkan dengan berbagai cabang olahraga lainnya. Dapat dilihat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, E-sports bukan lagi sebuah ajang perlombaan atau turnamen biasa, namun sudah menjadi cabang olahraga ekshibisi. E-sports pun kemudian merambat hingga ke kampus-kampus. Eksistensi E-Sports semakin ramai diperbincangkan hingga menjadi sebuah peluang.
Mahasiswa Unhas tentu tidak ingin ketinggalan peluang ini. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya Unhas E-Sports. Unhas E-sports merupakan organisasi yang mewadahi para pecinta game online. Awalnya Unhas E-Sport hanya sebuah komunitas pecinta game. Komunitas yang hanya terdiri dari satu game yaitu Mobile Legends: Bang Bang, yang kemudian menjadi 6 divisi game setelah terbentuk menjadi UKM. Divisi tersebut terdiri dari PUBG Mobile, Free Fire, League of Legend, Wildrift, Lokapala, dan Valorant.
Awalnya Unhas E-Sports ini masih terdengar asing bagi beberapa mahasiswa. Nanda Utari, Ketua Umum Unhas E-Sports kemudian bertekad untuk menjadikan Unhas E-Sports yang awalnya hanya sebuah komunitas menjadi UKM. “Kalau UKM kan lebih legal, bisa dinaungi kampus secara langsung, dan prestasi-prestasi yang didapatkan Unhas E-Sports itu bisa juga menjadi sebuah branding bagi kampus,” ucap Nanda.
Kehadiran E-Sports terkadang masih melekatkan stereotipe yang bertentangan dengan akademik. Uniknya, Unhas E-sport justru memberlakukan peraturan unik untuk menepis stereotipe ini. Peraturan tersebut berupa sanksi pembekuan status keanggotaan bila mana IPK anggotanya tidak mencapai standar. “Jadi, kalau teman-teman di Unhas E-Sports IPK-nya di bawah standard, akan dibekukan status keanggotaannya,” jelas Nanda.
Tren E-sport yang sedang naik daun tentu merupakan peluang prestasi baru bagi mahasiswa yang berminat dan berbakat dalam dunia game. Kepopuleran E-Sports yang terbangun karena prestasi-prestasinya, membuat game tidak lagi diragukan.
“Sekarang itu apapun bisa menjadi prestasi apapun minatnya selama bentuknya itu positif,” pungkas Nanda.
Terkait penerimaan anggota, Unhas E-Sports membagi ke dalam 4 tahap rekrutmen, tahap pengambilan formulir, tahap wawancara, tahap gathering, dan tahap vacation. Nanda menjelaskan, di Unhas E-Sports tidak harus tau bermain game. Selama berminat, Unhas E-Sports akan mewadahi orang-orang yang ingin mengasah kemampuan.
Walaupun terbilang masih baru, Unhas E-Sports telah menarik antusias para mahasiswa. “Waktu Unhas Day kemarin, antusias mahasiswa baru luar biasa, ada 100-an lebih yang mengambil formulir,” cerita Nanda.
Unhas E-Sports terus mengalami perkembangan yang berawal hanya dari sebuah komunitas hingga melalui jalan panjang dan akhirnya terbentuk menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa. Telah banyak event-event yang telah dilaksanakan oleh Unhas E-Sports, mulai dari mengadakan event di kampus antar mahasiswa Unhas, event tournament antar kampus, hingga Unhas E-Sports diberikan kepercayaan untuk menjadi penyelenggara PUBG Mobile Campus Championship (PMCC).
Nanda berharap dengan adanya Unhas E-Sports ini selain mengembangkan minat dan bakat dalam dunia game, juga dapat mengembangkan soft skill berorganisasinya. Lebih lanjut Ia juga berharap agar nantinya Unhas E-Sports dapat menorehkan lebih banyak prestasi dan mematahkan stereotipe negatif terhadap gamers. Namun, Prestasi tidak akan diraih jika tidak terdapat kekompakan dalam tim. Sama halnya dengan Unhas E-Sports, Nanda ingin anggota yang tergabung bisa lebih kompak dan lebih aktif.
Untuk sobat iden yang tertarik dengan UKM ini, silakan kunjungii instagram @unhas_esports yah!
Miftah Triya Hasanah
Discussion about this post